Trenggalek (Antara Jatim) - Jembatan darurat "bailey" yang dipasang di atas jembatan lama yang patah di jalan raya Trenggalek-Ponorogo di Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, saat ini sudah bisa dilewati kendaraan kecil maupun besar. "Jembatannya sudah berfungsi, kendaraan juga sudah boleh melintas, tetapi hanya untuk tonase di bawah enam ton," kata Pengawas jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Provinsi Jawa Timur, Tono di Trenggalek, Selasa. Beberapa jenis kendaraan yang "diharamkan" melintas di atas jembatan bailey adalah truk tronton, dump truck mengangkut material pasir atau bahan tambang, kendaraan alat berat maupun trailer pengangkutnya, hingga bus besar. Lima jenis armada yang disebut Tono di atas dilarang melintasi jembatan bailey di di atas Jembatan Nglongsor karena diklasifikasikan bertonase di atas enam ton. Sementara untuk kendaraan bertonase di bawahnya, seperti sepeda motor, sedan, minivan, MPU, dan bus mini masih diperkenankan melewati akses darurat ini karena di bawah ambang batas beban jembatan bailey. "Itupun untuk melewatinya harus bergantian, tidak boleh bersamaan karena bisa membahayakan konstruksi jembatan," ujarnya. Pantauan Antara, jembatan bailey di atas jembatan Nglongsor yang patah saat ini sudah bisa dilalui berbagai kendaraan. Namun, karena landasan jembatan di sisi barat masih separuh dikerjakan, kendaraan yang melintas diharuskan berhati-hati. Sementara, kendaraan bertonase besar atau di atas enam ton diharuskan melewati jalur memutar melalui jalan kampung antara Desa Sumberingin, Karangan hingga Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu. Mulai diaktifkannya jembatan bailey itu sendiri mendapat presiasi positif dari sejumlah pengendara, khususnya warga sekitar Kecamatan Tugu karena akses menuju maupun keluar wilayah kota kembali lancar. "Capek kalau melalui jalan alternatif, apalagi kondisi (jalannya) kini banyak yang rusak. Lebih baik jika jembatan bailey ini sudah bisa dilalui," ujar Verdana, pemotor asal Kecamatan Pogalan, Trenggalek. Jembatan Nglongsor terputus total setelah salah satu fondasinya itu ambles sedalam 1,5 meter sehingga menyebabkan badan jembatan yang dibangun sejak 1963 itu patah di tiga bagian, Kamis (12/3/2015). Putusnya jembatan di jalur utama Trenggalek-Ponorogo ini membuat arus lalu lintas antarkota maupun intra-Trenggalek itu terganggu, karena pengendara harus memutar melalui jalur alternatif ataupun jalan lingkar Kota Trenggalek. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015