Jember (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu, mendeklarasikan Gerakan Serentak Peduli Ibu, Bayi, dan Anak (Gerak Berlian) untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, Bambang Suwartono, mengatakan sebanyak 12 program wajib yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Jember di antaranya persalinan harus dengan tenaga kesehatan baik bidan atau dokter dan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali. "Selain itu, juga dilakukan pendampingan ibu hamil risiko tinggi, rujukan dini terencana dan kelas ibu hamil," tuturnya. Menurut dia, keluarga ibu hamil juga harus menyediakan calon pendonor untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan suami harus selalu siaga mendampingi ibu hamil. "Ibu hamil diharapkan sebagai peserta BPJS Kesehatan untuk melindungi jika terjadi hal-hal di luar dugaan," katanya. Dinkes Jember, lanjut dia, sudah berusaha untuk menekan AKI dan AKB, sehingga tahun 2014 sudah menurun jauh dibandingkan tiga tahun terakhir, namun data itu ternyata masih cukup tinggi di Jatim. Angka Kematian Ibu di Jember selama 2014 tercatat sebanyak 31 kasus dan menjadi peringkat kedua di Jatim dibawah Surabaya, sedangkan untuk Angka Kematian Bayi sebanyak 251 kasus menduduki peringkat ketiga dibawah Pasuruan dan Malang. Pada tahun 2013 tercatat AKI di Jember sebanyak 414 orang dan AKB sebanyak 36 bayi. "Selama Januari hingga April 2015 tercatat AKI sebanyak sembilan orang dan AKB mencapai 31 bayi. Penyebab kematian terbanyak karena kejang disertai koma, sehingga menyebabkan pendarahan ibu yang cukup banyak," paparnya. Untuk angka kematian bayi terbanyak karena berat badan lahir rendah dan asfiksia (kekurangan oksigen, serta denyut nadi berhenti), namun ada juga kelainan bawaan, infeksi, dan pneumonia. "Kami canangkan Gerak Berlian untuk menekan angka kematian ibu dan bayi demi mencapai MDGs," katanya. Deklarasi Gerak Berlian tersebut dihadiri oleh Kepala Dinkes Jatim dr Harsono yang menyambut baik kegiatan tersebut. "Kegiatan itu sangat bagus karena melibatkan sejumlah unsur masyarakat seperti pihak kecamatan, rumah sakit, dinas pendidikan, dan kementerian agama," tutur Harsono.(*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015