Oleh Fransiska Ninditya Jakarta (Antara) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menegaskan inovasi yang dilakukan Kementeriannya merupakan ujian nasional (UN) berbasis komputer (UN Computer Base Test atau UN CBT), bukan berbasis daring. "Jadi ini bukan Ujian Nasional Online (daring), tetapi menggunakan komputer, Ujian Nasional Berbasis Komputer. Ini kan tidak tersambung dengan internet, tetapi pakai jaringan wilayah lokal atau LAN (local area network). Jadi jangan keliru," kata Anies di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu. Dia menjelaskan dalam pengerjaan soal-soal ujian nasional tersebut, para siswa akan menggunakan komputer sebagai pengganti lembar soal dan lembar jawaban. Komputer-komputer yang digunakan tersebut harus terhubung satu sama lain dengan server pusat, guna mengoperasikan soal ujian nasional ke masing-masing siswa. "Komputer yang digunakan itu bukan berdiri sendiri, artinya harus ada jaringan internalnya, yang terhubung dengan server sehingga nanti dimasukkan bahan ujiannya," jelasnya. Jumlah komputer yang diperlukan untuk pelaksanaan ujian nasional sedikitnya satu unit untuk tiga siswa. "Jadi rasionya itu satu komputer untuk tiga siswa, kalau di satu sekolah ada 100 siswa berarti minimal ada 35 komputer di sekolah itu untuk melaksanakan UN berbasis komputer ini," katanya. Dari 70 ribu lebih sekolah yang akan menggelar ujian nasional, Kemendikbud menawarkan sistem ujian berbasis komputer. Dari penawaran tersebut didapat 720 sekolah yang bersedia menyelenggarakan UN berbasis komputer, lalu Kemendikbud melakukan verifikasi dan mendapati hanya 585 sekolah yang memenuhi syarat untuk mengikuti UN berbasis komputer. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015