Surabaya (Antara Jatim) - Prajurit Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI menemukan satu pucuk pistol di Kuala Samarela, Poso, Sulawesi Tengah.
Dinas Penerangan Korps Marinir dalam keterangan pers yang diterima Antara di Surabaya, Minggu, melaporkan penemuan Pistol jenis Browning kaliber 9 mm dan amunisi 48 butir pada Sabtu (4/4) pukul 10.20 WITA.
Penemuan itu terjadi setelah tim patroli Pasrat PPRC TNI dari Regu Pandu Tempur (Rupanpur) dan Taifib dibawah pimpinan Komandan Pasrat PPRC TNI Letkol Mar Bakti Dasasasi Penanggungan melaksanakan patroli dan pengendapan selama tiga hari.
Letkol Mar Bakti Dasasasi Penanggungan didampingi Pasi Ops Mayor Marinir Eko Budi Prasetyo mengatakan pistol tersebut warna laras silver, pistol grip warna hitam, buatan Belgium dengan 48 butir amunisi, sembilan butir di dalam magasen dan sisanya ditaruh di tas kardus.
Semuanya diikat dalam karung goni dan diletakkan di pinggir sungai dengan posisi agak ditanam, lalu di dalam karung goni juga ditemukan dokumen dengan tulisan arab.
"Pistol beserta amunisi ditemukan di koordinat 2816.5925, daerah Kuala Samarela. Setelah penemuan pistol, Rupanpur dan Taifib melakukan penyisiran di daerah sekitar tempat penemuan, lalu hasil temuan diserahkan kepada Komandan PPRC TNI Mayjen TNI Bambang Haryanto," katanya.
Perdalam Bahasa Layar
Sebanyak 41 orang taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat II Korps Pelaut Angkatan 62 melaksanakan latihan praktek (Lattek) Komunikasi Isyarat di Gedung Bawean AAL, Bumimoro, Surabaya (4/4).
Lattek Komunikasi Isyarat ini wajib diikuti para taruna AAL, khususnya Korps mata angin, sebab latihan tersebut bertujuan agar para taruna dapat memahami dan mempraktekkan tentang komunikasi isyarat dari peralatan komunikasi yang berlaku di TNI AL.
Misalnya, isyarat lengan (Semaphore), isyarat lampu (Flash), isyarat bendera (Flag Hoist Drill), dan isyarat Morse (Telegrafist).
Seluruh materi latihan tersebut akan diberikan kepada peserta selama bulan April dan diharapkan setelah latihan itu usai, maka para taruna dapat menggunakan dan mempraktekkan peralatan komunikasi isyarat yang terdapat di kapal sewaktu mereka berlayar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015