Surabaya (Antara Jatim) - Pengawat satwa Singky Soewadji mengatakan rencana Pemkot Surabaya yang akan membangun Taman Komodo mendapat respons positif dari Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan tokoh konservasi maupun LSM di luar Negeri. "Berita soal rencana pembangunan Taman Komodo yang saya posting di facabook mendapat respons positif dari dalam dan luar negeri," kata Singky kepada Antara di Surabaya, Kamis. Menurut dia, jika wali kota Surabaya akan mengkaji struktur tanah di pesisir atau kawasan pantai Kenjeran yang akan digunakan untuk tempat Taman Komodo, maka pihaknya sebagai warga Surabaya akan mensuport penuh dengan mendatangkan ahli konservasi, ahli desain secara gratis. "Kalau berkenan, saya akan ajak beberapa tim untuk audensi lagi agar Taman Komodo segera terealisasi," ujarnya. Bila perlu juga, lanjut dia, pihaknya akan mengajak investor yang mau bekerja sama dengan Pemkot Surabaya untuk membangun dan mengelola Taman Komodo. "Keputusan ada di tangan wali kota," ujarnya. Ia mengatakan pada saat berkomunikasi dengan tokoh konservasi dan LSM luar Negri, pihaknya mengatakan bahwa dengan adanya Taman Komodo membuktikan Kebun Binatang Surabaya (KBS) bukan "Death Zoo" (kebun Binatang Kematian). "Perlu diketahui pula bahwa KBS satu-satunya lembaga konservasi di dunia yang berhasil menangkarkan komodo hingga over populasi. Mereka mengamini dan mendukung itu," katanya. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sebelumnya menyatakan akan membangun Taman Komodo di wilayah Kenjeran sebagai antisipasi terjadinya over populasi komodo yang ada di Kebun Binatang Surabaya (KBS). "Kami akan kaji dulu (Kenjeran) apakah struktur tanahnya cocok atau tidak," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Diketahui, sejak 21 Februari hingga 7 Maret, sebanyak 12 telur komodo di KBS menetas. Bayi-bayi komodo tersebut lahir dari satu induk yang bertelur sejak 23 Juli 2014. Awalnya ada sebanyak 29 telur. Namun hanya 12 butir yang bisa menetas. Saat ini, jumlah total Komodo di kebun binatang yang berlokasi di Jalan Setail itu sebanyak 70 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 53 ekor berusia dewasa dan 13 ekor berusia setahun. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015