Sidoarjo (Antara Jatim) - Puluhan siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bebekan Taman Sidoarjo, Jawa Timur, membuat kolase dari bahan beras sebagai bentuk keprihatinan atas tingginya harga beras saat ini. Salah seorang siswa, Melvino, Jumat, mengatakan saat ini banyak di antara masyarakat yang tidak mampu membeli beras untuk pemenuhan makanan sehari-hari. "Masih banyak masyarakat yang belum bisa membeli beras karena harganya mahal," katanya polos. Dalam aksinya, para siswa tersebut membuat kolase dari bahan beras berbentuk bingkai hati sebagai simbol kasih sayang dan juga harapan akan beras murah. Selain menyusun kolase, para siswa juga diajak makan bersama dari beberapa jenis makanan pokok yang berbahan non-beras, seperti blendung dari jagung, getuk dari ubi jalar, tiwul serta bubur dari sagu. Ketua Ikatan Wali Murid TK Aisyiyah, Elli Wahyuni, mengatakan, kegiatan makan bersama yang merupakan agenda rutin mingguan. "Namun untuk kegiatan ini ada sesuatu yang istimewa dengan menyajikan aneka makanan nonberas sebagai pengganti makanan yang terbuat dari beras," katanya. Semua jenis makanan tersebut, kata dia, dibuat, dipersiapkan dan disajikan oleh para ibu orang tua dari para siswa untuk dimakan bersama. Dari beberapa kuliner nonberas yang disajikan hanya dua jenis yang paling diburu anak-anak yakni jenis bubur sagu dan blendung (jagung). Sedangkan makanan nonberas yang paling kurang diminati adalah tiwul. "Makanan tiwul kurang diminati karena bentuk dan warnanya kurang menarik. Sementara saat anak-anak mencicipi juga banyak yang menolak karena rasanya sedikit pahit," katanya. Ia berharap, dengan mengenalkan aneka makanan nonberas sejak dini siswa tahu bahwa masih banyak jenis makanan pokok yang tidak harus berasal dari beras. "Bahkan, jenis makanan tersebut dulunya menjadi makanan pokok di suatu daerah. Misalnya, jagung dulunya adalah makanan pokok bagi masyarakat Madura, sagu awalnya merupakan makanan pokok orang Maluku serta ubi-ubian adalah makanan pokok orang Papua," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015