Surabaya (Antara Jatim) - Investor asal Surabaya melalui Yayasan lembaga kemanusiaan, Humanitarian Assistance NetWork for Development (HAND) membangun hotel berkonsep kemanusiaan dengan modal Rp2,5 miliar. "Tujuan pembangunan budget hotel di sebuah ruko yang dibuka dengan nama Rukotel ini, untuk mengedukasi masyarakat pentingnya penyelamatan diri saat terjadi bencana alam," kata General Manager Rukotel, Deky Junaedi, pada pembukaan Rukotel, di Surabaya, Sabtu. Ia menyatakan, pendirian hotel di bangunan rumah toko (ruko) tersebut juga seiring kian bertumbuhnya ekonomi di Jatim. Khususnya di Surabaya sekaligus berupaya mengembangkan bisnis perhotelan. "Memang ada beberapa investor yang terlibat. Bahkan yang tidak punya pengalaman di bisnis perhotelan juga tertarik berinvestasi di sini," katanya. Ia menjelaskan, hotel dengan 38 kamar dan beralamat di kompleks ruko Jalan Gubernur Suryo Surabaya juga sengaja tidak membagikan semua keuntungan yang diperoleh kepada para pemegang saham. Penyebabnya, hal itu sudah sesuai komitmen awal seluruh investor. "Dari keuntungan yang diperoleh, beberapa persentasenya akan diberikan kepada yayasan non profit HAND untuk mendukung kegiatan kemanusiaan dan transformasi komunitas. Seperti menyalurkan bantuan kepada berbagai korban bencana alam di sejumlah lokasi misal tahun 2014 di Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur," katanya. Meski fokus pada aspek sosial, tambah dia, pengembangan bisnis tersebut dilakukan dengan penuh keoptimisan untuk menarik minat pasar. Apalagi, hotel itu berada di tengah kota Surabaya dan dekat dengan mal ternama yang biasa menjadi tujuan wisata belanja. "Kami yakin dengan kedekatan akses itu maka ada banyak pebisnis yang menginap di hotel ini," katanya. Pada kesempatan sama, CEO Rukotel, Rukman Santoso, mengemukakan, investasi hotel tersebut direalisasi dengan nominal sangat rendah karena berada di ruko. Dengan begitu, pihaknya hanya menyewa dan tidak perlu membangun gedung baru. "Area ruko yang ada tinggal ditata sedemikian rupa dan diperindah dengan desain interior," katanya. Bahkan, lanjut dia, meski dijalankan dengan konsep budget hotel maka bangunan itu mempunyai daya tarik sendiri karena tidak ada restoran. Akan tetapi, fungsi restoran digantikan dengan semacam pujasera yang berbagai makanan-minuman khas Jawa Timur itu disajikan oleh pedagang kaki lima. "Walau hotel ini baru dibuka, okupansinya sudah lumayan atau mencapai 30 persen dari 38 kamar yang tersedia," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015