Dibentuk pada tanggal 1 Juli 1918, nama pertama daerah ini adalah Gemeente Probolinggo dengan 16 orang dewan perwakilan yang meliputi delapan orang bangsa Eropa, empat bangsa Indonesia dan empat bangsa Asia. Pembentukan pemerintahan di wilayah ini karena dianggap strategis secara tata letak, sebab dikelilingi beberapa pabrik gula dan perkebunan tembakau. Ditambah lagi, dulunya daerah ini dianggap sebagai kota pelabuhan yang dapat menampung hasil perkebunan dan mengekspor hasil perkebunannya sendiri. Sehingga Belanda menjadikan Probolinggo sebagai salah satu pemerintahan dibawah kendalinya, karena wilayahnya yang strategis. Namun, sekarang sistem pemerintahan ini pun masih ada, dan berubah nama menjadi Kota Probolinggo. Tapi setelah merdeka, wilayah ini pun kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sekelumit cerita sejarah tersebut, didapat dari catatan rapi yang ada dalam Museum Probolinggo yang terletak di Jalan Suroyo No. 7 Kota Probolinggo, atau satu jam dari Pasuruan atau sekitar 90 km tenggara dari Kota Surabaya. Berkunjung ke museum ini, wisatawan akan menemukan aset sejarah kota dan mengetahui pimpinan Gemeente Probolinggo dari zaman belanda mulai dari Ferdinand Edmond Meyer yang menjadi wali kota di tahun 1928-1935 hingga saat ini dipimpin oleh H M Buchori sebagai Wali kota Probolinggo 2009-2014. Museum yang berdiri di bekas bangunan peninggalan Belanda ini juga menyimpan foto-foto tempo dulu Probolinggo lengkap dengan tradisinya. Sehingga, pengunjung museum serasa menyusuri dan ikut menjelajah Kota Probolinggo dari zaman dahulu hingga saat ini, yang menjadikan kita kaya informasi akan sejarah. Saat masuk di halaman luar museum, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan taman lengkap serta replika pesawat tempur, tank tempur dan juga kereta api dengan besaran yang sama. Bahkan, di dalam museum yang diresmikan tanggal 15 mei 2011 ini menyimpan sejumlah patung replika yang merupakan peninggalan sejarah, seperti patung Ganesha, Bima, Nandi, Maha Surya, Dwarapala dan Arjuna Wiwaha. Selain itu, ada juga peninggalan benda-benda pusaka seperti tombak, keris, patil, kapak, patung rara anteng dan jaka tengger, peluit kayu, sempoa, kecapi, naskah kuno dan juga keramik peninggalan sejarah yang ditemukan dari abad yang berbeda-beda juga dipajang rapi di museum ini. Benda-benda ini pun diberi penjelasan lengkap dari sejarahnya hingga penemuannya dalam sebuah poster yaang terletak di sejumlah sudut ruangan museum. Sementara itu untuk berkunjung ke tempat ini sangatlah mudah dijangkau, karena lokasinya berada dekat dengan pusat kota atau Alun-alun Probolinggo, sehingga dapat ditempuh dengan berbagai kendaraan. Jadi, bersiaplah menikmati sejarah panjang secara detail Kota Probolinggo dengan mengunjngi Museum Probolinggo secara gratis.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015