Trenggalek (Antara Jatim) - Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Mulyadi WR menuding, putusnya Jembatan Nglongsor di Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu dipicu oleh pembukaan pintu air Bendungan Niama di Tulungagung selatan.      "Pembukaan pintu air (Bendungan) Niama ini menyebabkan terseretnya lapisan sedimentasi pada dasar sungai-sungai di daerah hulu dan hilir," ujarnya, saat memantau langsung kondisi Jembatan Nglongsor, Trenggalek yang ambles hingga kedalaman 130 centimeter, Kamis.      Ia tidak menampik faktor hujan yang menyebabkan peningkatan debit air Sungai Nglongsor pada saat jembatan mulai ambles pada Kamis dini hari, sekitar pukul 02.15 WIB.      Namun menurutnya, pemicu utama justru karena kebijakan pembukaan pintu air Bendungan Niama di Tulungagung selatan yang menyebabkan aliran air sungai melaju deras hingga daerah hulu.      Akibatnya, lanjut Mulyadi, lapisan sedimen pasir bercampur batu yang ada di dasar-dasar sungai ikut terbawa arus.      "Fondasi jembatan ini ambles juga karena erosi yang terjadi di bawahnya," ucap dia.      Jarak jembatan Nglongsor yang ambles sehingga menyebabkan jalur Trenggalek-Ponorogo putus total, dengan Bendungan Niama di Tulungagung selatan sebenarnya terpaut jauh, sekitar 40 kilometer lebih.      Namun, Mulyadi tetap meyakini amblesnya salah satu tapal pilar jembatan hingga kedalaman 130-an centimeter tidak hanya disebabkan oleh luapan air sungai (banjir), tetapi dipicu oleh pembukaan pintu air Bendungan Niama, selama beberapa hari terakhir.      Jembatan Nglongsor terletak di sebelah barat Kota Trenggalek. Badan jembatan yang dibuat sekitar 1963 ini anjlok dan mengalami patah pada tiga bagian permukaan pada Kamis dini hari, sekitar pukul 02.15 WIB.      Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Warga bersama jajaran kepolisian dan TNI setempat segera mengalihkan arus lalu lintas begitu mendapat laporan patahnya badan jembatan saat banjir bandang di aliran sungai terjadi. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015