Jember (Antara Jatim) - Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kabupaten Jember, Jawa Timur, meminta Dinas Pendidikan setempat mengaktifkan kembali kotak pengaduan siswa di sekolah-sekolah.
"Kami telah melibatkan sebanyak 20 sekolah di Jember untuk mengaktifkan kembali kotak pengaduan siswa dan hasilnya, memang sangat dibutuhkan kotak pengaduan itu," kata Koordinator KPI Jember Alfianda Mariawati, Rabu.
Menurut dia, pihaknya mencatat sekitar 10 pengaduan yang diterima setiap hari dari masyarakat dan hal tersebut berkaitan dengan kualitas pelayanan pendidikan dan perilaku siswa di sekolah.
"Pengaduan terbanyak yang diadukan adalah masalah sarana dan prasarana pendidikan, sedangkan kasus 'bullying' atau pelecehan terhadap teman menempati urutan kelima," tutur aktivis perempuan itu.
Selain itu, kata dia, kasus penggunaan narkotika, minuman keras dan pelecehan seksual yang terjadi antar-siswa juga diadukan dalam kotak pengaduan tersebut.
"Hal itu cukup memprihatinkan dan berdasarkan kotak pengaduan di 20 sekolah yang kami dampingi terungkap banyak pengaduan penggunaan minuman keras dan narkotika di sekolah," paparnya.
Ia menjelaskan KPI menilai kotak pengaduan merupakan salah satu langkah yang efektif untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di dalam sekolah.
"Kami juga menyampaikan persoalan ini kepada anggota Komisi D DPRD Jember untuk diteruskan ke Dinas Pendidikan setempat," katanya.
Sementara Ketua Komisi D DPRD Jember, M. Hafidi mengatakan banyak masalah yang harus dituntaskan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Jember.
"Saya berterima kasih kepada KPI Jember karena data mereka bisa dijadikan landasan untuk mengambil kebijakan oleh pihak dan sekaligus sebagai penguat fungsi DPRD selaku pengawas kebijakan daerah," ucap legislator dari PKB Jember itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015