Kediri (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, mengatakan kejadian lalu lintas yang terjadi di Kota Kediri korbannya didominasi pelajar, sehingga dengan program subsidi angkutan diharapkan bisa menurunkan minat pelajar naik kendaraan pribadi dan menekan angka kecelakaan. Kepala Satuan Polres Kediri Kota AKBP Bambang W Baiin, Selasa mengatakan, jumlah kecelakaan lalu lintas yang terdata selama 2014 adalah 381 kejadian, dengan 75 persen di antaranya korbannya adalah pelajar. "Kami memberikan apresiasi dan ini terobosan luar biasa. Kami berharap, 2015 angka kecelakaan semakin kecil," katanya. Pemkot memberikan subsidi sebesar enam liter per kendaraan untuk angkutan umum. Subsidi itu diharapkan bisa mengurangi jumlah kendaraan pribadi baik sepeda motor ataupun mobil para pelajar serta mahasiswa. Mereka diharapkan bersedia naik angkutan umum dan bukan kendaraan pribadi. Jumlah angkutan umum yang terdata saat ini mencapai 46 unit dengan berbagai macam jurusan. Namun, yang mendapatkan program subsidi bahan bakar itu hanya angkutan umum yang lewat atau trayeknya di Kota Kediri. Mekanisme subsidi itu nantinya diberikan ke setiap sopir setiap hari. Untuk mencairkan bantuan itu, sopir harus mendapatkan tanda tangan setiap petugas yang dibagi di dua titik dan nantinya bisa ditukar di sebuah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU). Saat ini, Dinas Perhubungan Kota Kediri masih melibatkan satu SPBU untuk program itu, yaitu di SPBU Manisrenggo, Kota Kediri. Program itu mendapatkan sambutan positif para pemilik kendaraan umum. Mereka mengaku terbantu dengan program itu, sebab bisa mengurangi pengeluaran untuk membeli bahan bakar. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Kediri Subur Santoso mengatakan adanya program itu merupakan niatan baik dari pemerintah. Pemilik angkutan umum bisa terbantu, mengurangi uang untuk membeli bahan bakar. Ia juga mengatakan usaha angkutan umum saat ini sedang lesu, sebab masyarakat lebih suka naik kendaraan pribadi, seperti sepeda motor. Pemilik angkutan umum pun juga operasional di jam-jam khusus, demi menghemat biaya bahan bakar, seperti pagi yang merupakan jamnya pelajar, serta siang yang merupakan jam pulang karyawan PT Gudang Garam, Tbk, Kediri. "Kami belum evaluasi, program ini juga baru mulai. Tapi ini itikad baik pemerintah dan kami terima," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015