Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menelusuri terkait 16 Warga Negara Indonesia (WNI) yang hilang di Turki dan mencari data serta berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Kementerian Luar Negeri.
"Pemprov juga sudah meminta Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Jatim menelusurinya, terutama data tentang kependudukan," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Berdasarkan data dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul, Turki, bahwa ke-16 WNI itu sebagian besar atau 10 orang berasal dari Surabaya, Jawa Timur, sedangkan sisanya enam orang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah.
PIhaknya mengaku sampai saat ini belum menerima laporan resmi dari instansi terkait dan hanya mendapatkan kabar dari media massa.
Kendati demikian, kata dia, Pemprov tidak akan menunggu sehingga harus segera berkoordinasi untuk mencari kepastian terkait keberadaan warganya.
"Mereka berasal dari Jatim sehingga penyidikan atau pemeriksaan juga melibatkan semua instansi, tidak hanya Pemprov, tapi juga Polda Jatim, Imigrasi dan Pemkot Surabaya yang ke-10 warganya tercatat di dokumennya berasal dari sana," katanya.
Terkait dugaan bergabungnya ke-16 warga ke kelompok Negara Islam Irak-Suriah (Islamic State of Iraq and Syiria/ISIS), Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu belum bisa memastikan dan menunggu hasil penyelidikan kepolisian maupun kementerian terkait.
"Memang segala kemungkinan bisa terjadi. Namun, sebaiknya menunggu hasil pemeriksaan aparat sehingga tidak ada sangkaan atau dugaan macam-macam," tukasnya.
Sementara itu, Pemkot Surabaya mengecek data dan alamat dari 10 warga Surabaya yang hilang saat berlibur tersebut.
"Alamat sesuai dengan KK (kartu Keluarga) berbeda dengan tempat tinggalnya. Banyak yang pindah tempat tinggal," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Suharto Wardoyo.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, ada beberapa keluarga dari Surabaya yang ikut dalam perjalanan itu, pertama keluarga yang terdiri dari enam orang beralamat di Jalan Kanser 35, Ploso, Tambaksari, yaitu Jusman Ary Sandy (suami), Ulin Isnuri (istri) beserta keempat anaknya Urayna Afra (17), Dayyan Akhtar (7), Aura Kordova (9) dan Humaira Hafshah (1).
Akan tetapi, sesuai data yang dimiliki Camat Tambaksari Zaini, keluarga tersebut sudah pindah ke Jalan Kedungsroko V sejak 23 Februari 2015.
Selain itu, juga ada keluarga atas nama Salim Muhamad Attami (28), yang tercatat bertempat tinggal di Jalan Kalimas Hilir III, serta Soraiyah Cholid yang tercatat tinggal di Jalan Ampel Melati I.
Sebelumnya dikabarkan 16 orang WNI hilang kontak dengan rombongan wisata yang tiba di Bandara Ataturk, Istanbul, pada 24 Februari lalu dan seharusnya berkumpul kembali pada 26 Februari untuk melanjutkan perjalanan.
Namun, ketika dihubungi, salah satu dari 16 orang itu meminta rombongan untuk meneruskan perjalanan tanpa mereka.
Ke-16 orang WIN hilang di Turki sesuai data KJRI yakni, Jusman Ary, Ulin Isnuri, Humaira HaIafshah, Urayna Afra, Aura Kordova, Dayyan Akhtar, Tsabitah Utsman Mahdamy, Salim Muhamad Attamimi, Soraiyah Cholid, Hamzah Hafid (asal Surabaya).
Berikutnya, Utsman Mustofa Mahdamy, Sakinah Syawie M. Tafsir, Fauzi Umar Salim, Hafid Umar Babher, Utsman Hafid dan Atikah Hafid (asal Surakarta). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015