Surabaya (Antara Jatim) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya menegaskan tidak akan menggunakan air tanah sebagai sumber utama pasokan PDAM, meski kualitas air yang ada saat ini dari Perum Jasa Tirta buruk dan mahal harganya. Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Ashari Mardiono, di Surabaya, Jumat, mengatakan tidak ada keinginan PDAM Surya Sembada Surabaya mengganti dengan air tanah kualitasnya lebih baik dan lebih murah. "Kami tidak memakai air tanah karena menjaga konservasi. Sebab, kebutuhan PDAM untuk air sangat tinggi sehingga tak bisa menggunakan air tanah. Jika kami menggunakan, tentu air tanah akan cepat habis," jelasnya. Menurut dia, pasokan air PDAM didapat dari air permukaan yang disuplai oleh Perum Jasa Tirta, yang berasal dari air sungai. Total pasokan mencapai 97 persen, sisanya sebesar 3 persen dari mata air Umbulan Pasuruan. Sedangkan produksi Air PDAM Surabaya mencapai 204 juta meter kubik selama per tahun. Disinggung soal selama ini air tanah dimanfaatkan oleh perusahaan yang jelas-jelas orientasi bisnis, Ashari mengatakan itu tidak masalah. Sebab, air tanah yang diambil perusahaan swasta itu jumlahnya terbatas karena air tersebut dipakai untuk minum bukan untuk kepentingan sehari-hari. "Jumlah air tanah yang diambil mereka itu jumlahnya terbatas. Selain itu, mengambilnya tak bisa serampangan karena diatur oleh Pergub Jatim Nomor 58 tahun 2012 dan peraturan menteri ESDM I5 tahun 2012 tentang penggunaan air tanah," katanya. Sementara itu, lanjut dia, musim hujan ikut merubah kebiasaan para pelanggan PDAM dalam menggunakan air bersih. Buktinya sejak musim hujan datang ada penurunan sekitar 2 persen penggunaan air PDAM. Kecenderungan penurunan tingkat konsumsi air saat musim hujan ini, menurut Ashari Mardiono dipicu oleh cuaca mendung dan hujan yang cenderung relatif tak sepanas musim kemarau. Sebab jika musim panas, suhu udara bisa mencapai 35 derajat celcius di kota pahlawan ini. Tentu dengan suhu yang cukup menyengat pada siang hari ini banyak masyarakat yang menggunakan air dengan volume lebih besar, baik itu untuk mandi, minum atau keperluan lainnya. "Iya memang ada penurunan penggunaan air oleh pelanggan PDAM. Tapi jumlahnya tidak signifikan. Hanya sekitar 2 persen saja. Penurunan ini mungkin terkait dengan cuaca yang tidak terlalu panas jika turun hujan," ujar Ashari Mardiono. Meski terjadi penurunan namun tak terlalu berpengaruh terhadap kelangsungan produksi air bersih PDAM di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM). Produksi air bersih tetap berlangsung seperti biasa tidak ada perubahan atau pengurangan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015