Surabaya (Antara Jatim) - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Cabang Jawa Timur (Aprindo Jatim) optimistis daya beli konsumen semakin membaik pada kuartal I tahun 2015 karena pada periode tersebut perekonomian nasional kian menunjukkan grafik positif.
"Dengan kondisi itu maka industri ritel akan terus bertumbuh tahun ini. Estimasi pertumbuhan antara delapan hingga 10 persen pada tahun 2015," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim, Qomaruzaman, di Surabaya, Kamis.
Salah satu indikatornya, ungkap dia, adanya sejumlah pusat perbelanjaan (mal) yang baru buka di Jatim. Bahkan, minimarket juga akan tetap agresif.
"Penyebabnya, dikarenakan ada opsi franchise sehingga pertumbuhan akan lebih cepat," ujarnya.
Selain itu, jelas dia, pelaku usaha ritel memandang tahun 2015 dengan keyakinan penuh dibandingkan 2014 di mana saat itu banyak terjadi peristiwa politik besar di Indonesia. Meski pada periode itu ada pengaruh dari kondisi ekonomi global yang akan memberikan imbas kepada perkembangan ekonomi nasional.
"Seperti pengaruh ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, menguatnya dolar AS dan meningkatnya inflasi akibat BBM," katanya.
Oleh sebab itu, harap dia, pada saat ini pemerintah bisa memberikan stabilitas politik dan kepastian hukum. Khususnya melalui sejumlah kebijakan yang akan dikeluarkannya pada tahun 2015.
"Apabila hal itu bisa direalisasi maka kami sebagai pelaku usaha di sektor ritel juga bisa mengembangkan bisnis dengan lebih baik," katanya.
Ia mencontohkan, Aprindo Jatim mengapresiasi gebrakan pemerintah di bidang perizinan. Apalagi tingginya Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) juga dipandang sebagai prospek bagus industri ritel karena mampu meningkatkan daya beli.
"Di samping itu, turunnya harga BBM tidak otomatis membuat harga-harga menjadi turun," katanya.
Faktornya, lanjut dia, dikarenakan pemasok berbagai bahan kebutuhan masyarakat belum menunjukkan komitmennya untuk menurunkan harga. Akibatnya, kondisi itu menjadi penghambat perkembangan bisnis ritel. Sementara, mengenai perkembangan ritel di Jatim, selama ini tumbuh rata-rata 10 persen per tahun.
"Mulai tahun 2007 jumlah gerai yang menyebar di Indonesia sebanyak 10.365 gerai dan tahun 2014 diyakini sudah mencapai 25.000 gerai mulai dari minimarket, supermarket, hypermarket, grosir, dan toko khusus," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015