Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan status Bengawan Solo juga sungai kecil di daerahnya aman, tidak menimbulkan banjir, namun kewaspadaan tetap dilakukan dengan pertimbangan curah hujan tinggi selama Februari.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro saat ini aman di bawah siaga banjir. Begitu pula sejumlah sungai kecil yang bermuara di Bengawan Solo airnya juga surut," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Selasa.
Ia menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga dibawah siaga banjir hanya 11,72 meter, Selasa pukul 09.00 WIB. (siaga I-13,00 meter).
"Tapi BPBD tetap siaga banjir, sebab curah hujan selama Februari tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir," tandasnya.
Sesuai data di BPBD setempat, Bengawan Solo telah meluap sekali, tapi statusnya masih siaga I, dengan ketinggian maksimal 13,84 meter, tiga hari lalu.
Selain itu, di daerah setempat juga telah terjadi 14 kali banjir bandang sejak 1 Januari sampai 15 Februari, dari sejumlah sungai yang bermuara ke Bengawan Solo, dengan kerugian mencapai Rp829,2 juta.
Menurut Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, adanya delapan warga korban tewas tenggelam dalam kurun waktu hampir dua bulan ini tidak disebabkan banjir secara langsung.
Ia mencontohkan Paiman (70), warga Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam yang tenggelam di Kali Gandong di daerah setempat, dua hari lalu, disebabkan terpeleset ketika menyeberang untuk pulang ke rumahnya.
"Bengawan Solo di daerah hulu Jawa Tengah, begitu pula di Ndungus, Ngawi, di bawah siaga banjir," jelas Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Suyanto, menambahkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015