Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menemukan sebanyak 14 kilogram apel berbakteri saat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah pedagang buah dan supermarket, Rabu.
"Apel berbakteri dengan volume mencapai sebanyak 14 kilogram itu kami temukan di salah satu gerai supermarket," ungkap Kabid Perlindungan Disperindag Tulungagung, Nina Umi Hani'in di Tulungagung, Rabu.
Ia menuturkan, sidak dilakukan bersama jajaran satuan polisi pamong praja (satpol pp) setempat mulai pukul 10.00 WIB hingga siang.
Sasarannya, lanjut Nina Umi, adalah para pedagang buah serta toko dan swalayan yang`menjual buah apel impor, terutama jenis "grandsmith", dan "royal gala".
Razia dimulai dengan menyasar kios-kios buah di sebelah utara Stasiun Tulungagung.
Di tempat ini petugas tidak menemukan adanya apel impor jenis grandsmith dan royal gala yang dilarang beredar di Indonesia.
Selanjutnya petugas menuju minimarket Indomart Plandaan. Di sini petugas sempat menemukan buah yang sudah tidak layak untuk dijual ke Konsumen.
"Meskipun bukan jenis grandsmith dan royal gala kondisinya sudah tidak bagus dan tidak bisa dijual ke konsumen," kata Nina Umi.
Petugas kemudian melanjutkan razia ke pedagang buah di pasar Ngemplak. Di tempat ini, pedagang sudah menempelkan informasi terkait buah impor yang mengandung bakteri.
Langkah tersebut dilakukan pedagang agar calon konsumen paham dan yakin bahwa buah impor yang dijualnya bebas bakteri.
Razia kemudian dilanjutka ke Swalayan Belga dan Golden. Di Swalayan Belga petugas tidak menemukan adanya penjualan buah apel impor jenis gransmith dan royal gala.
Namun saat sidak dilanjutkan ke Swalayan Golden, lanjut Nina Umi, petugas menemukan sekitar 14 kilogram apel impor jenis royal gala yang mengandung bakteri dan mulai membusuk.
Apel tersebut tidak dipajang dan dijual. Hanya disimpan dalam gudang dan rencananya akan dikembalikan ke distributor.
"Kami tidak melakukan penyitaan karena sidak ini untuk memastikan tidak ada lagi penjualan apel impor berbakteri," terangnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015