Madiun (Antara Jatim) - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) VII Madiun secara rutin memperbaiki alat "pandrol" atau besi penguat rel guna menjaga keselamatan perjalanan kereta api (KA) di wilayahnya. Manajer Humas PT KAI Daop VII Madiun, Supriyanto, Sabtu, mengatakan, perbaikan tersebut dilakukan secara berkala dan bahkan setiap hari. "Perbaikan besi penguat rel atau "pandrol" selain dilakukan secara rutin, juga karena banyaknya pencurian alat penting tersebut oleh orang yang tidak bertanggung jawab," ujar Supriyanto kepada wartawan. Data Daop VII Madiun mencatat, lebih dari 2.000 "pandrol" yang fungsinya sebagai penguat lintasan rel kereta api di wilayahnya hilang akibat dicuri. Kondisi tersebut jika tidak diperbaiki akan sangat membahayakan perjalanan kereta api. Supriyanto mengakui, pihaknya sulit mengungkap pencuri "pandrol", karena pelaku berpindah-pindah lokasi sasaran pencurian dengan menyaru sebagai petugas PT KAI. Bahkan, untuk melakukan pengintaian terhadap pelaku, petugas pengamanan obyek vital (pam obvit) PT KAI terpaksa tidur di gubuk areal persawahan maupun di pemukiman warga setempat. "Kendalanya selain pelaku berpindah-pindah, mereka itu lebih mengenal wilayah pencurian. Jadi untuk mengelabuhi petugas kami, mereka lebih paham dengan menyaru petugas KAI dan mengenakan pakaian yang mirip seragam PT KAI sehingga kami pun sulit membedakan," terangnya. Ia menilai, jumlah kehilangan aset berupa "pandrol" tersebut cukup besar setelah masa angkutan lebaran kemarin. Kasus pencurian aset KAI berdasarkan pengembangan jajaran kepolisian, telah mencapai sekitar 2.417 "pandrol". Adapun, tempat yang dianggap rawan pencurian adalah lokasi-lokasi yang terpencil, sepi, dan di tengah-tengah persawahan. Di antaranya, di perlintasan daerah Kedunggalar, Barat, Paron, dan Walikukun. Pihaknya telah melaporkan kehilangan ribuan "pandrol" tersebut ke sejumlah polsek terdekat. Ia berharap, kepolisian segera menangkap dan menindak tegas para pelakunya. "Kami sudah melaporkan kasus pencurian tersebut. Semoga pihak kepolisian segera menangkap pelakunya, karena hal ini sangat meresahkan," kata dia. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015