Oleh Rangga Pandu Asmara Jingga Jakarta (Antara) - Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa artikel di kolom publik Kompasiana berjudul "Rumah Kaca Abraham Samad" merupakan sebuah kebenaran. "Bapak Abraham Samad mengatakan berita-berita itu (artikel Rumah Kaca Abraham Samad) adalah fitnah. Saya disini mengatakan bahwa itu bukanlah fitnah, itu adalah kebenaran," tegas Hasto dalam konferensi pers di Apartemen The Capital, di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis. Dalam artikel bertajuk "Rumah Kaca Abraham Samad" itu diceritakan bahwa Samad mengajak sejumlah politisi PDIP untuk bertemu sebanyak enam kali sebelum kontestasi Pilpres 2014 berlangsung (beberapa pertemuan ditengarai dilakukan di Apartemen The Capital, SCBD). Dalam rentetan pertemuan itu, Samad dituding menawarkan kepada orang PDIP untuk mengamankan kasus politikus PDIP Emir Moeis hingga Samad akhirnya ditawarkan "jalan" akan menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil presiden. Namun, pada akhirnya, setelah melalui berbagai konsultasi dengan para ketua umum parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan keputusan Jokowi sendiri, maka Jusuf Kalla yang diputuskan sebagai cawapres Jokowi. Menurut Hasto, cerita itu benar adanya, meskipun Samad menyebut berita itu fitnah belaka. Hasto menyatakan ketika Samad diberikan kabar bahwa dirinya tidak jadi mendampingi Jokowi sebagai cawapres dan posisinya digantikan Jusuf Kalla, Samad tampak kecewa. "Dia kira-kira mengatakan 'ya, saya tahu, karena saya sudah melakukan penyadapan. Bahwa saya tahu yang menyebabkan kegagalan saya ini (menjadi cawapres Jokowi) adalah bapak Budi Gunawan'," beber Hasto. Hasto menekankan bahwa secara formal dan informal, seluruh proses penetapan capres dan cawapres itu dilakukan oleh parpol atau gabungan parpol melalui pertemuan secara intensif. "PDIP tidak bisa mengusung sendiri tetapi dengan mendengar masukan dari parpol lain yang di KIH," kata dia. Hasto menjabarkan, dalam rentetan pertemuan dengan politisi PDIP itu, Abraham Samad juga selalu menggunakan masker hijau dan topi berwarna hitam. Hasto tidak spesifik menuding penetapan calon Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK sebagai wujud balas dendam Samad yang gagal mendampingi Jokowi. Hasto bersikukuh hanya ingin meyatakan bahwa artikel "Rumah Kaca Abraham Samad" di Kompasiana benar adanya. Dia juga meminta publik membedakan antara misi besar KPK sebagai institusi memberantas korupsi dengan adanya oknum di KPK yang belum bisa melepaskan diri dari kepentingan politiknya. Hasto merekomendasikan KPK segera membentuk komite etik dan dirinya pribadi beserta beberapa orang termasuk Hendropriyono dan sejumlah tokoh yang kini menjabat menteri siap memberikan keterangan sebagai saksi.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015