Tulungagung (Antara Jatim) - Seorang ibu di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, melahirkan bayi kembar lima (satu meninggal) dalam sebuah persalinan normal di rumah sakit umum daerah setempat, RSUD dr Iskak, Selasa dini hari. Informasi dari pihak RSUD dr Iskak, Selasa, mengungkapkan proses persalinan bayi kembar lima oleh seorang ibu bernama Yuni Yuanita (34) itu berlangsung lancar tanpa proses operasi meski dalam kondisi prematur. "Usia kandungannya masih 31 minggu dengan berat badan tidak sampai dua (2) kilogram, ini membuat kelahiran bayi prematur," kata dokter kandungan yang menangani proses persalinan Yuni Yuanita, dr Irfani Baihaqi di RSUD dr Iskak, Tulungagung. Sayang, tidak semua bayi kembar yang semuanya berjenis kelamin perempuan itu lahir selamat. Dari lima bayi yang dilahirkan Yuni, satu di antaranya keluar dari rahim dalam kondisi meninggal. Menurut dr Irfani Baihaqi, kelahiran bayi kembar lima tersebut sangat langka. Dalam dunia persalinan, terang dia, meninggalnya satu bayi kembar biasa disebut dengan istilah "twin to twin tranfusion", yakni suatu kondisi medis yang ditandai dengan distribusi yang tidak merata dari aliran darah di antara sepasang kembar monozigotik (identik) yang berbagi plasenta. Salah satu bayi menerima suplai darah yang lebih sedikit yang dikenal sebagai bayi donor sedangkan bayi kembar lainnya yang lebih banyak menerima suplai darah dikenal sebagai bayi resipien. "Jadi bayi (orok) yang satu mengrorbankan dirinya agar yang lain bisa tetap hidup," urainya. Berdasar catatan medis di RSUD dr Iskak, Yuni dinyatakan menjalani pross persalinan sejak Senin (19/1) sore, setelah merasakan mual dan mengalami gejala pecah ketuban. Bersama suaminya, Hermawan Risdianto (35), Yuni kemudian pergi ke RSUD dr Iskak sekitar pukul 23.50 WIB. Yuni dinyatakan mulai melahirkan pada Sealsa pukul 00.40 WIB. Bayi pertama lahir dengan panjang 40 centimeter dan berat 1,090 gram, bayi kedua panjang 30 centimeter berat 920 gram, bayi ketiga panjang 30 centimeter berat 1,030 gram dan bayi keempat panjang 40 centimeter berat 860 gram. Usia kandungan yang masih 31 minggu dengan berat badan yang tidak mencapai dua kilogram tersebut membuat keempat bayi hidup tersebut dinyatakan prematur oleh dokter dan harus menjalani perawatan intensif di ruang inkubator. Saat dikonfirmasi wartawan, Yuni mengaku sebelumnya tidak mendapat firasat apapun menjelang kelahiran bayi kembarnya. Ia mengaku memang sudah mengetahui akan melahirkan anak kembar. Berdasarkan hasil USG yang dia lakukan beberapa bulan sebelumnya, diketahui dirinya bakal melahirkan tiga bayi kembar. Namun ternyata Yuni melahirkan lima bayi kembar sekaligus, namun meninggal satu sehingga menyisakan bayi kembar empat. Sementara itu, Humas RSUD Dr Iskak, Muhamad Rifai mengatakan, secara keseluruhan bayi dinyatakan sehat, namun perlu dilakukan perawatan intensif karena berat badan yang masih sangat kurang. Dalam perawatan tersebut bayi ditempatkan di ruangan khusus di dalam inkubator untuk menjaga suhu tubuh bayi. "Selain itu akan kami beri vitamin agar berat bayi bisa bertambah," jelasnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015