Surabaya (Antara Jatim) - Konsumsi bahan bakar khusus (BBK) jenis pertamax masyarakat di Jawa Timur meningkat 325 persen pascapenurunan harga komoditas tersebut menjadi Rp8.800 per liter karena turunnya harga minyak dunia. "Awalnya, harga pertamax Rp10.300 per liter dan kini turun sehingga daya beli masyarakat terhadap komoditas itu naik," kata Assistant Manager External Relations PT Pertamina (Persero) MOR V Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara, Happy Wulansari, di Surabaya, Rabu. Ia mengungkapkan, besarnya konsumsi masyarakat hingga meningkat tiga kali lipat itu terlihat sejak diturunkannya harga pertamax di Tanah Air (2/1). Padahal, jika dihitung hingga saat ini waktunya hanya dua pekan. "Angka konsumsi pertamax ini sekaligus membuktikan kian tingginya tingkat kesadaran mereka untuk menggunakan bahan bakar dengan kualitas baik," ujarnya. Meski demikian, kata dia, kenaikan konsumsi pertamax sebanyak 325 persen hanya terlihat di wilayah Jatim. Akan tetapi, secara umum di area Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara terjadi peningkatan 320 persen. "Performa kenaikan konsumsi itu memang telah kami prediksi sebelumnya," katanya. Apalagi, tambah dia, saat ini perbedaan harga pertamax dan premium selisih sedikit. Kini harga premium berada di posisi Rp7.600 per liter. Akibatnya kini masyarakat untuk memilih pertamax. "Terkait upaya mengantisipasi peningkatan konsumsi pertamax, kami menyiapkan tambahan mobil tangki untuk pertamax sebanyak enam unit dengan kapasitas total 168 kilo liter (KL)," katanya. Ia mengemukakan, peningkatan tersebut disalurkan dari depo Perak ke enam depo lainnya. Misalnya Banyuwangi, Camplong (Madura), Malang, Kediri, dan Madiun. Walau terjadi peningkatan tinggi tetapi secara volume hanya naik enam persen dibandingkan konsumsi premium pada kondisi normal. "Konsumsi premium rata-rata di wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara 15.514 KL per hari. Kalau di wilayah Jatim rata-rata hanya 11.396 KL per hari," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015