Jember (Antara Jatim) - Kenaikan harga bahan bakar minyak dan beras menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka inflasi pada bulan Desember 2014 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang mencapai 2,64 persen.
"Komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Jember yakni bensin dengan inflasi 13,05 persen dengan sumbangan sebesar 0,89 persen dan diikuti dengan komoditas beras inflasi 5,12 persen dengan sumbangan 0,23 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Wahyudi, Selasa.
Selain itu, komoditas yang juga memberikan sumbangan terjadinya inflasi di Jember antara lain angkutan dalam kota, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, tarif listrik, angkutan luar kota, tarif sewa becak, dan cabai merah.
"Pergantian musim tanam yang terjadi di Jember dari pertanian tanaman perkebunan yaitu budaya menanam tembakau yang sudah habis masa panennya berganti ke tanaman pangan berakibat pada kenaikan komoditas bahan pangan khususnya beras," paparnya.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi antara lain komoditas daging ayam kampung, pindang asin, apel, salak, pepaya, jagung manis, kol putih, dan bayam.
"Laju inflasi bulan Desember meningkat dibandingkan November 2014 yang tercatat sebesar 1,92 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) Jember sebesar 7,52 persen," katanya.
Semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan 2,80 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,39 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1,45 persen; kelompok sandang 0,57 persen; kelompok kesehatan 1,25 persen; kelompok pendidikan rekreasi dan olah raga 0,05 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 6,17 persen.
"Laju inflasi Jember tertinggi kedua di Jatim, setelah Malang. Namun inflasi Jember lebih tinggi dibandingkan inflasi Jatim," ujarnya.
Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 2,38 persen, sedangkan kabupaten/kota lainnya yang tertinggi Malang mencapai 2,72 persen diikuti Jember sebesar 2,64 persen, Sumenep 2,60 persen, Kota Kediri 2,52 persen, Banyuwangi 2,50 persen, Surabaya 2,23 persen, Madiun 2,20 persen dan terendah Probolinggo sebesar 2,15 persen.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015