Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian akan menggandeng interpol atau polisi internasional untuk menemukan data "Antemortem" kopilot AirAsia QZ8501, Remi Emmanuel Plesel yang diketahui berasal dari Kepulauan Karibia, sebab hingga kini data mengenai korban itu belum masuk ke tim identivikasi korban. "Hingga laporan terakhir, tim "disaster victim identification" masih belum mengantongi data antermortem dari Remi Emmanuel Plesel, karena kesulitan sebab keluarganya berdomisili di Kepulauan Karibia, sehingga kita akan bekerjasama dengan interpol," kata Kabidhumas Polda Jatim, Kombespol Awi Setiyono, dalam keterangan pers AirAsia di Surabaya, Jumat petang. Diharapkan, dengan kerja sama interpol dalam kurun dua hingga tiga hari tim DVI bisa memilik data antermortem atau data anggota keluarga yang diperlukan tim identifikasi untuk dicocokkan dengan data korban kecelakaan dari kopilot AirAsia. Sebelumnya, tim DVI mengaku masih mengantongi data antermortem dari 161 keluarga korban, dan kurang satu yang belum menyerahkan, yakni dari keluarga Remi Emmanuel Plesel. Sementara untuk DNA keluarga korban yang sudah diterima Tim DVI hingga Jumat malam sebanyak 128 dan kurang 34 DNA. Ia berharap, dalam waktu dekat semua data mengenai antermortem dan DNA keluarga korban bisa didapat tim DVI, sehingga akan membantu tim identifikasi dalam mencocokkan data korban dengan keluarga korban. "Antemortem" merupakan kegiatan "profiling" yakni menyiapkan data orang, seperti rekam medis, sidik jari, DNA, termasuk ciri-ciri fisik seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya. Berikutnya, semua data sekunder itu ditindaklanjuti atau masuk dalam proses "postmortem" setelah teridentifikasi dan disampaikan kepada pihak keluarga.(*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015