Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siroj memastikan sistem "ahlul halli wal aqdi" (AHWA) atau musyawarah ulama akan diterapkan dalam pemilihan rais/ketua dalam Muktamar NU di Jombang, 1-5 Agustus 2015. "Kalau saya, terserah (pilihan) muktamirin, karena di NU itu tidak pantas mengajukan diri dan tidak etis meminta pilihlah saya, tapi sistemnya nanti tidak (pemilihan) langsung, kita pakai ahlu halli wal aqdi," katanya di Surabaya, Selasa. Setelah membuka Seminar Internasional "Radikalisme dan Liberalisme" yang digelar "Aswaja Center" PWNU Jatim bekerja sama dengan Universiti Tun Husein onn Malaysia (UTHM), ia menjelaskan sistem AHWA itu untuk menghindari "adu kiai". "Kalau AHWA itu nanti ada sembilan kiai kharismatik yang diusulkan dari bawah, lalu kesembilan kiai itu akan memilih salah satu di antara mereka sebagai Rais Aam Syuriah dalam muktamar dan akhirnya menetapkan beberapa calon ketua umum untuk diserahkan muktamirin untuk dipilih," katanya. Dengan cara musyawarah ala AHWA seperti itu, kata guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu, maka tidak akan terkesan "adu kiai" seperti dalam Muktamar Makassar pada lima tahun silam. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014