Surabaya (Antara Jatim) - Pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Jawa Timur diwarnai aksi pengusiran kader, yakni Sekretaris Pengurus Daerah Kesatuan Buruh Hanura, Prayitno, dari arena karena dinilai tidak memiliki hak suara. "Keluar, keluar. Anda tidak boleh ada di ruangan pemilihan," teriak Wakil Ketua DPD Partai Hanura Jatim Gatot Sutantra di arena Musdalub yang digelar di Surabaya, Senin. Berdasar keterangan panitia, sebagai salah satu organisasi sayap partai, KBH tidak berhak menyumbang suara karena aturannya hanya dua organisasi sayap yang memiliki hak memilih, yakni Pemuda Hanura Jatim dan Perempuan Hanura Jatim. Sedangkan, suara-suara lainnya berasal dari 38 Ketua DPC Partai Hanura se-Jatim, satu suara masing-masing DPD, DPP dan Ketua Dewan Penasihat DPD Jatim sehingga total ada 43 suara yang diperebutkan. Sementara, Prayitno sendiri mengakui Musdalub kali ini adalah forum sesat dan tidak mengerti alasan pengusiran dirinya dari arena. "Apa karena saya tidak memilih dia dalam musdalub ini," tutur Prayit yang juga menjabat Ketua Bappilu DPC Partai Hanura Kabupaten Banyuwangi tersebut. Dikonfirmasi terpisah, Ketua Pengurus Daerah KBH Jatim, Muhammad Nuh mengaku kecewa dengan pengusiran sekretarisnya tersebut dan akan melayangkan protes ke DPP Partai Hanura. "Padahal kami ada di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Tata Tertib. Tapi mengapa sekarang dicoret?," katanya sembari melakukan aksi "walk out" dari arena Musdalub. Musdalub digelar karena adanya kekosongan jabatan ketua setelah ditinggal Kuswanto yang mengundurkan diri. Dalam prosesnya, ketua terpilih akan membentuk formatur yang mengajukan susunan kepengurusan ke pusat. Kendati kepengurusan hasil musdalub berakhir April 2015, namun sesuai aturan partai, tidak menutup kemungkinan diperpanjang sampai 2019. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014