Madiun (Antara Jatim) - Vice President PT Kereta Api Indonesia Daop 7 Madiun, Sugeng Priyono, menyatakan sebanyak 25 persen lintasan kereta api di wilayah tugasnya rawan longsor selama musim hujan berlangsung. "Wilayah yang rawan longsor tersebut terdapat di daerah perbukitan. Selain karena tanah yang labil, longsor tersebut juga disebabkan karena alih fungsi lahan di atas bukit. Sehingga air mengalir dengan cepat ke bawah," ujar Sugeng Priyono kepada wartawan, Jumat. Menurut dia, sejumlah titik yang rawan longsor tersebut di antaranya berada di lintasan kereta api antara Stasiun Walikukun-Kedung Banteng, Babadan-Caruban, Minggiran-Susuhan, dan Baron-Sukomoro. "Wilayah-wilayah tersebut menjadi perhatian khusus para penjaga lintasan. Para petugas akan menjaga ekstra saat hujan turun. Caranya dengan mengubah pola dinas yakni dengan memperbanyak penjaga yang bertugas sore hari saat hujan turun guna mengantisipasi longsor," kata dia. Selain itu, di sejumlah stasiun disediakan alat material untuk siaga (AMUS) guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi longsor. Seperti alat material batu, rel, dan lainnya. "AMUS di antaranya disiagakan di Stasiun Walikukun, Madiun, Kertosono, dan Jombang. Jika sewaktu-waktu ada bencana longsor, segera bisa ditanggulangi," terangnya. Antisipasi lain adalah di titik-titik rawan tersebut telah dilakukan pemadatan tanah dan penambahan batu geragal dengan mesin berat. Sehingga, kondisi tanah lebih kuat. Meski terdapat beberapa titik yang rawan longsor, namun ia menjamin lintasan kereta api di sepanjang Daop 7 Madiun dalam keadaan baik. Selain terus dilakukan pemantauan, lintasan di daop tersebut sebagaian besar telah berbantalan beton dan memiliki ukuran rel R54. PT KAI Daop 7 Madiun memiliki 32 stasiun yang tersebar dari Ngawi hingga Mojokerto dan Kediri hingga Blitar. Dengan total panjang rel mencapai 239,8 KM. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014