Banyuwangi (Antara Jatim) - Atraksi wisata berbasis budaya Festival Kuwng kembali digelar di Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (13/12) malam, yang menghadirkan pelangi budaya daerah di ujung timur Pulau Jawa tersebut.
Dalam festival itu, lebih dari 1.000 pendukung acara dengan kostum tradisional tampak apik ditimpa lampu hias warna warni. Ribuan warga dan wisatawan ikut menyaksikan acara tahunan dari rangkaian Banyuwangi Festival 2014.
"Festival ini menjadi ensiklopedi seni budaya Banyuwangi, sehingga dinamakan Festival Kuwung. Kuwung itu artinya pelangi. Festival ini menunjukkan betapa kayanya budaya Banyuwangi yang akan terus dijaga dan dikembangkan, meskipun di sisi lain perekonomian juga terus meningkat," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakan peningkatan ekonomi dan pelestarian seni budaya adalah dua hal yang tidak patut dipertentangkan dan keduanya bisa berjalan selaras.
"Kami terus membangun daerah, memajukan perekonomian, menambah infrastruktur, dan mengembangkan pariwisata. Seiring itu, budaya daerah juga akan terus mendapatkan ruang yang seluas-luasnya untuk tampil dan berkembang, menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri. Para pelajar juga selalu kita libatkan di kegiatan ini agar penerus seni dan budaya daerah tumbuh subur dari generasi ke generasi," ujar Anas.
Pada 2014 ini, Festival Kuwung mengangkat tema "Gumelare Cinde Sutra" atau hamparan tikar sutra Banyuwangi. Tema ini menceritakan kisah orang Banyuwangi mulai masa kanak-kanak, remaja, pernikahan hingga berumah tangga. Setiap fragmen dibawakan dalam bentuk teatrikal oleh para penari yang diiringi oleh para pemain musik tradisional.
Fragmen berjudul "Sembur Uthik-uthik" menceritakan kisah masa anak-anak, berlanjut pada sub tema "Kembang Kanthil" menceritakan kisah remaja. Kemudian berlanjut "Wes Kadung Ngelading Geni" yang mengisahkan percintaan dua insan yang beranjak dewas, lalu "Kopat Luwar" menceritakan prosesi pernikahan dan "Kembang Kuro" berisi kisah berumah tangga.
Hampir semua seni dan budaya Banyuwangi ditampilkan dalam festival Kuwung ini. Mulai tari jaran-jaranan yang dibawakan oleh anak-anak, prosesi sunatan, Barong Ider Bumi, tari jaran Goyang, seni hadrah Kuntulan, sampai Barongsai mengisi masing-masing fragmen di event budaya ini. Tradisi budaya Kawin Colong dan upacara Kemanten Using juga ditampilkan dengan sangat luar biasa membuat siapapun yang menyaksikan berdecak kagum.
Festival ini juga semakin meriah dengan kehadiran empat daerah sahabat, yakni Blora, Jembrana, Kediri, dan Kota Probolinggo yang menampilkan kebudayaan daerahnya masung-masing. Festival Kuwung ditutup dengan 243 lampion terbang yang menghiasi langit Banyuwangi. Sebanyak 243 lampion terbang menunjukkan usia kabupaten di ujung timur Jawa itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014