Sebagai aktivis sosial, Esthi Susanti menilai Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA memainkan peran strategis, karena itu ANTARA perlu mempertajam visi untuk mengangkat "sisi lain" dari masalah kemasyarakatan. "Sampai sekarang, ANTARA masih menjadi referensi media, karena saya melihat beberapa media masih menggunakan informasi yang merujuk pada ANTARA, jadi ANTARA memiliki peran yang bagus dan bahkan strategis sekali," ucapnya. Oleh karena itu, penggagas Gerakan Menyelamatkan Masa Depan Anak (GeMMA) Surabaya itu memiliki harapan kepada ANTARA yang berusia 77 tahun pada 13 Desember 2014 untuk mempertajam "sisi lain" dari sebuah masalah. "Sisi lain itu, misalnya, masalah anak yang luput dari perhatian media massa, saya yakin kalau ANTARA memiliki keberpihakan yang mendalam, maka media massa akan tertarik untuk menguak masalah itu, ada apa di balik masalahnya," tukasnya. Pendiri Yayasan Hotline Surabaya itu mencontohkan dua masalah anak (anak remaja) sekarang yakni media online dan sepeda motor. Para orang tua justru melihat kedua masalah remaja itu seperti hal biasa yang sudah pas diberikan sesuai zamannya. "Padahal, dua masalah itulah (online dan sepeda motor) yang membuat anak-anak remaja sekarang terancam dengan seks dini, aborsi, kehamilan muda, pembunuhan janin, penelantaran anak di luar nikah, dan sebagainya. Belum lagi, risiko HIV/AIDS, kanker serviks, dan sebagainya," kilahnya. Oleh karena itu, peraih "SK Trimurti Award" (2012) dan "Kartini Award" (2014) itu memiliki harapan lebih pada ANTARA agar mendalami masalah-masalah yang bukan permasalahan umum untuk didongkrak menjadi perbincangan umum. "Kalau sisi lain dari masalah sosial itu ditangkap oleh ANTARA, saya yakin masyarakat akan terpandu oleh media massa secara umum untuk mengetengahkan masalah anak yang tidak kalah pentingnya dari politik itu," tukasnya. Apalagi, Indonesia akan segera memiliki "bonus demograsi" pada 2020-2030 yang menyajikan jumlah anak (usia produktif) lebih banyak. "Kalau kita salah strategi, bonus itu akan menjadi masalah, saya kira ANTARA berperan menjadikan bonus itu sebagai bonus beneran yang menempatkan Indonesia sebagai negara besar yang diperhitungkan," katanya. (*) (Foto: The Jakarta Post)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014