Malang (Antara Jatim) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Prof Muhammad Nasir, menyatakan dirinya sedang mengupayakan untuk menginternasionalisasikan perguruan tinggi yang dinilai layak. "Kami ingin menginternasionalisasikan semua perguruan tinggi yang sudah layak bersaing di tingkat dunia melalui sejumlah program, seperti pertukaran mahasiswa dan dosen," kata Nasir usai melantik Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Rofi’uddin, di Gedung Sasana Budaya kampus setempat, Jumat. Untuk menindaklanjuti dan merealisasikan program internasionalisasi perguruan tinggi tersebut, katanya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengumpulkan para duta besar negara sahabat untuk membahas program tersebut. Hanya saja, Kemenristek Dikti masih memprioritaskan negara-negara yang memiliki perguruan tinggi yang melebihi kapasitas, baik pada mahasiswa maupun staf pendidiknya. Ia mengatakan dirinya akan mencoba melakukan pendekatan bagaimana negara-negara sahabat itu bisa masuk di Indonesia dan terlibat dalam perguruan tinggi di Tanah Air yang berkualitas dan layak. Saat ini, proses pelaksanaan program itu sudah mulai digarap. Menristek mengaku sekarang sedang melakukan "road show" ke sejumlah kedutaan besar negara sahabat yang ada di Indonesia. "Dengan adanya program ini, bukan hanya mahasiswa yang terlibat, tetapi dosen Indonesia pun bisa mengajar di luar negeri dan sebaliknya, mahasiswa serta dosen asing pun bisa terlibat dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia," tegasnya. Menurut dia, saat ini koordinasi dengan Kedubes sejumlah negara sahabat sedang berlangsung. Koordinasi itu untuk menanyakan bagaimana mereka melakukan pertukaran mahasiswa dan dosen. Sementara itu dalam sambutannya dalam pelantikan Rektor UM Prof Dr Rofi'uddin, Menristek berharap UM bisa segera memacu diri bersama pimpinan rektor baru. "Rektor harus segera melakukan kerja cepat dan berpikir bagaimana cara memajukan UM, bahkan kalau bisa pada 2017 UM mampu masuk 500 besar perguruan tinggi dunia," tandasnya. Menanggapi pesan menteri itu, Rofi'uddin menyatakan kesiapannya untuk membuat langkah perubahan dalam waktu cepat, salah satunya adalah menggenjot dan memacu kreativitas dosen."Dosen harus mengembangkan penelitian dan harus masuk jurnal internasional," tegasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014