Surabaya (Antara Jatim) - Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Surabaya selain menggelar dialog, juga pentas seni dengan melibatkan antarumat beragama yang akan digelar di Graha Sawunggaling, Lantai VI Pemkot Surabaya, Sabtu (22/11) malam. Ketua FKUB Kota Surabaya, Chalimi, di Surabaya, Jumat, mengatakan pagelaran pentas seni umat beragama ini sesuai dengan visi FKUB dalam menjaga kualitas kerukunan dan kedamaian umat beragama di Surabaya. "Pentas Seni nanti akan dibuka dengan Tari Sekar Jagad persembahan dari umat Hindu. Tari ini ditampilkan oleh empat orang," katanya. Menurut dia, Tarian Sekar Jagad ini dipersembahkan untuk menyambut kedatangan para tamu sebagai rasa hormat dan rasa terima kasih. Selain Tari Sekar Jagad, Pentas Seni ini juga diramaikan oleh penampilan Seni Hadrah oleh Ikatan Seni Hadrah Indonesia (ISHARI) Nahdlatul Ulama Kota Surabaya. Oleh orang Jawa, lanjut dia, seni ini biasa disebut dengan Terbangan, yaitu memukul rebana dengan tangan kosong yang diikuti dengan gerakan tangan dan badan dari pemukul dan para pendamping. Disusul penampilan SMP Muhammadiyah 1 Kota Surabaya yang akan mempersembahkan Tarian Jawa Barong yakni perpaduan antara tarian Jawa dengan tarian Barong. Sementara Konghucu menampilkan musik tradisional Konghucu yang dimainkan oleh delapan orang. Musik ini bertujuan untuk memperkenalkan musik Tionghoa yakni kreasi kolaborasi antara musik Tingohoa dengan musik modern. Lalu penampilan anak-anak Katolik yang menyanyikan lagu anak-anak seperti "When You Believe". Ada juga seni musik angklung para Lansia yang dimainkan oleh grup angklung Lansia Anugrah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kota Surabaya. Serta Umat Budha yang menampilkan seni Tarian Kipas yang merupakan bagian dari kebudayaan dan tarian tradisional di kaolangan masyarakat. Ketua Panitia Pentas Seni FKUB Kota Surabaya, Riadi Ngasiran menambahkan, bila pada tahun sebelumnya, pentas seni lebih menonjolkan nilai tradisional, maka untuk tahun ini mencoba mengkolaborasikan antara nilai seni tradisional dengan nilai modern. "Tetapi tetap mencerminkan kebudayaan dari agama masing-masing," ujarnya. Menurut Riadi, di Kota Surabaya potensi konflik umat beragama sebenarnya ada seperti halnya di daerah lain. Dia mencontohkan adanya gerakan Islam garis keras ataupun konflik rumah ibadah. Namun, peran aktif FKUB melalui dialog dan pendampingan, bisa meredam terjadinya konflik yang berpotensi terjadi. "Nah, pagelaran pentas seni ini juga merupakan bentuk dari upaya FKUB untuk memantapkan zero conflict melalui komunikasi budaya," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014