Surabaya (Antara Jatim) - Salah seorang warga Surabaya, Sugiharto Tjokro, menyatakan, telah menemukan alat penghemat bahan bakar minyak (BBM) menggunakan konsep sederhana dan didesain dengan biaya sangat murah.
"Meski alat ini belum diberi nama, kami yakin alat ini bisa menyelamatkan uang negara. Sesuai kalkulasi kami, ini dapat menghemat hingga Rp21,9 triliun per tahun yang dikucurkan melalui subsidi BBM," katanya, di Surabaya, Rabu.
Dengan kreativitasnya, ungkap dia, alat tersebut didesain berupa katup penutup yang dipasang di tabung BBM mobil. Kemudian, pasangan lainnya harus dipasang di nozzle di semua SPBU.
"Kami ingin mengenalkan alat ini kepada semua pihak terutama kepada pemerintah?. Tujuannya untuk menghemat penggunaan BBM dan kaitannya dengan keuangan negara yang sebelumnya dikucurkan untuk subsidi BBM," katanya.
Di sisi lain, jelas dia, apabila sebuah kendaraan telah dipasang alat itu maka pemiliknya harus menyesuaikan jenis BBM yang diisikan, premium, atau pertamax. Penyebabnya, ukuran diameter alat itu harus disamakan dengan diameter di nozzle di setiap SPBU di Indonesia.
"Kami jamin 100 persen alat ini akan efektif guna menghindari penyimpangan pemakaian BBM? yang bukan peruntukannya," katanya.
Ia berharap, agar pemerintah dapat segera memproduksi alat tersebut dalam jumlah banyak atau minimal 12 juta unit sesuai volume penjualan mobil di Tanah Air. Ke depan, alat itu bisa dijual dengan harga terjangkau.
"Kami menawarkannya dengan harga minimal Rp200 ribu per unit. Komponen harga itu tidak hanya ditentukan dari besarnya biaya produksi melainkan sudah termasuk biaya sumber daya manusianya," katanya.
Menyikapi hasil kreativitas, Ketua Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi Jawa Timur, ?Setiyo Agustiono, mengemukakan, sangat bangga dan siap memberikan dukungan.
"Kreativitas ini sebuah prestasi anak bangsa. Bayangkan, di tengah kepanikan lantaran kenaikan harga BBM, Sugiharto muncul dan mempresentasikan buah karyanya," katanya.
Ia melanjutkan, siap mengawal perjuangan Sugiharto supaya alat yang berfungsi sebagai penghemat BBM dapat dikenal publik dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.
"Khususnya pengendara mobil yang selama bukan sasaran BBM subsidi. Kami juga berharap pemerintah segera menindaklanjutinya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014