Sumenep (Antara Jatim) - Puluhan orang Duta Perdamaian Madura memperingati Hari Toleransi Internasional di Jalan Raya Trunojoyo, utara Masjid Jamik Sumenep, Minggu. Pewarta Antara di Sumenep melaporkan sekitar 50 orang itu tidak hanya berorasi, melainkan juga membagi-bagikan stiker tentang perdamaian kepada pengendara, selebaran "Seruan Toleransi dan Kerukunan", dan membentangkan spanduk. "Perbedaan itu anugerah dari Yang Maha Pengasih. Tak perlu berselisih, apalagi ada musuh. Kita rawat rasa "tasamuh". Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh," demikian isi salah satu spanduk yang mereka bentangkan. Koordinator Duta Perdamaian Madura, M. Kamil Akhyari, mengatakan aksi tersebut untuk mengingatkan dan memberikan pendidikan kepada masyarakat akan pentingnya toleransi dan bahaya sikap intoleran. "Sejak 1995 PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menetapkan tanggal 16 November sebagai Hari Toleransi Internasional. Ini penting diperingati di tengah menguatnya sikap intoleran yang disebarkan beberapa pihak," ujarnya. Dalam siaran persnya, The Wahid Institute melaporkan pada tahun 2009 terjadi 184 peristiwa intoleran, pada 2010 meningkat menjadi 184 peristiwa, pada 2011 terjadi 267 peristiwa, pada 2012 terjadi 278 peristiwa. Pada tahun 2013 sedikit menurun menjadi 245, tapi kasusnya makin menyebar. Catatan Setara Institute, dari 264 peristiwa pelanggaran kebebaasan beragama dan berkeyakinan pada tahun 2012, terdapat lima provinsi dengan tingkat pelanggaran paling tinggi, yaitu Jawa Barat dengan 76 peristiwa, Jawa Timur 42 peristiwa, Aceh (36), Jawa Tengah (30), dan Sulawesi Selatan (17). (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014