Bangkalan (Antara Jatim) - Organisasi mahasiswa ektra kampus yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangkalan, Jawa Timur, Kamis, berunjuk rasa ke kantor DPRD setempat menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Massa datang ke kantor wakil rakyat itu dengan membawa berbagai jenis poster dan spanduk yang berisi kecaman atas rencana kenaikan harga BBM, karena dinilai tidak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil.
Kenaikan BBM dinilai akan membuat ekonomi rakyat kecil semakin terpuruk, dan oleh karenanya HMI meminta pemerintah membatalkan rencana kenaikan BBM.
"Kami meminta pemerintah mempertimbangkan kembali rencana kenaikan BBM, karena apabila BBM tetap naik, maka rakyat kecil yang nantinya akan menjadi korban," kata korlap aksi itu, Hairus Zaman.
Sekitar 50 orang aktivis HMI dari berbagai perguruan tingggi di Kabupaten Bangkalan ambil bagian dalam aksi penolakan kenaikan BBM itu.
Tidak hanya berorasi, massa juga sempat menutup akses jalur lalu lintas, sehingga petugas harus mengalihkan arus lalu lintas menuju Jalan Soekarno-Hatta, Bangkalan.
"Harga miyak dunia saat turun. Tapi kenapa malah pemerintah akan menaikkan harga BBM," kata Hairus Zaman mempertanyakan.
Selain itu, katanya, Indonesia sebenarnya merupakan negara penghasil minyak dunia, maka seharusnya, bangsa ini lebih sejahtera dibandingkan negara lain yang bukan penghasil minyak.
Menurut HMI, kenaikan BBM ini akan berdampak pada sekitar 86,3 juta pengguna sepeda motor, 2,2 juta nelayan, 3 juta kendaraan umum dan 10 juta rakyat yang tergolong miskin, dengan demikian jumlah orang miskin di Indonesi akan bertambah 28,2 juta.
"Jadi dengan menaikkan BBM, sebenarnya adalah pebuatan menindas rakyat," tandasnya.
Unjuk rasa HMI ini mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian Polres Bangkalan.
Unjuk rasa menolak kenaikan BBM sebelumnya juga telah digelar di Pamekasan oleh gabungan dua organisasi mahasiswa, yakni HMI dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dengan alasan yang sama. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014