Kediri (Antara Jatim) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan hasil muktamar Surabaya silaturahim ke sejumlah kiai sepuh di Kediri, Jawa Timur, uuntuk sosialisasi hasil muktamar. "Kami berikan informasi pada ulama dan kiai yang memang ini otoritas kultural di PPP. Kami berikan penjelasan apa yang terjadi di Surabaya ataupun Jakarta," kata Ketua Umum DPP PPP Romahurmuzi kepada wartawan di Kediri, Kamis. Romahurmuzi yang ditemui saat silaturahim ke Pondok Pesantren Assidiqiyyah, Jamsaren Kota Kediri mengatakan kepengurusannya terus berusaha untuk merangkul semuanya, termasuk kepengurusan partai kubu Suryadharma Ali. "Kami terus buka pintu unuk bergabungnya dengan kepengurusan hasil Muktamar Surabaya. Untuk islah, harus ada kerelaan kedua belah pihak, ada penerimaan atas segala sesuatu yang ada," ujarnya. Dalam islah, lanjut dia, yang sedikit bisa bergabung dengan yang banyak, begitu juga yang tidak sah bisa bergabung dengan yang sah. Sampai saat ini, komunikasi terus dilakukan agar tercipta kekeluargaan. Pihaknya mengakui, adanya islah itu memerlukan waktu. Hal itu berkaca pada adanya konflik di tubuh PKB, antara Muhaimin Iskandar dengan Yenny Wahid. Konflik itu berkepanjangan sampai 2,5 tahun. Namun, ia yakin ke depan akan tercipta hubungan yang lebih bersifat kekeluargaan. Ia juga mengatakan, sengaja berkunjung ke Kediri, bertemu dengan sejumlah kiai seperti di PP Ploso, Kabupaten Kediri bertemu dengan pengasuh pondok, KH Nurul Huda Djazuli dan KH Zainudin Djazuli, ke PP Assidiqiyyah, Jamsaren Kota Kediri bertemu KH Anwar Iskandar, serta ke Pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Besuk Pasuruan bertemu KH Mas Subadar. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014