Pamekasan (Antara Jatim) - Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan, Jawa Timur, membantah kebakaran pasar tradisional di Desa Pakong, Kecamatan Pakong sengaja dibakar. "Pemkab tidak pernah punya rencana untuk membakar pasar, kendatipun, pemkab berencana akan merenovasi pasar itu. Tudingan seperti itu, benar-benar menyakitkan," kata Kepala Disperindag Bambang Edy Suprapto seusai menggelar rapat koordinasi dengan komisi II DPRD Pamekasan, Jumat. Bambang mengemukakan hal ini, menanggapi tudian sebagian pedagang dan warga Pakong Pamekasan yang menyebutkan bahwa kebakaran pasar Pakong itu, karena unsur kesengajaan, sehingga menghanguskan semua kios dan toko milik pedagang di pasar itu. Kecurigaan akan adanya indikasi kesengajaan dalam kasus kebakaran pasar itu, karena beberapa hal. Pertama akses jalur lalu lintas di Pasar Pakong mudah terjangkau kendaraan bermotor, yakni hanya berjarak sekitar 500 meter dari kantor kecamatan dan Mapolsek Pakong. Namun petugas pemadam kebakaran justru lambat dalam ke lokasi kebakaran. Padahal jarak tempuh antara Kota Pamekasan ke Pakong hanya sekitar 14 menit. Faktanya, mobil pemadam kebakaran baru tiba di pasar itu, satu jam kemudian. Kedua, pemerintah memang berencana merenovasi Pasar Pakong, namun sebagian pedagang menolak, karena belum ada jaminan kepastian bahwa setelah direnovasi akan mereka akan menempati tempat dagangan mereka semula. Namun, menurut Bambang, semua kecurigaan pedagang dan warga itu jelas tidak beralasan, karena renovasi yang hendak dilakukan pemkab itu untuk perbaikan bukan mengusir pedagang yang telah lama berjualan di Pasar Pakong itu. Selain itu, katanya, renovasi Pasar Pakong, baru akan dilakukan setelah renovasi Pasar 17 Agustus di Kelurahan Bugih dan Pasar Waru di Kecamatan Waru selesai dilakukan. "Jadi sekali lagi, tidak benar, kalau kebakaran Pasar Pakong itu karena disengaja," terang Bambang. Sebanyak 727 bangunan yang ada di Pasar Pakong, Pamekasan, hangus dalam musibah kebakaran yang terjadi, Kamis sekitar pukul 00.15 WIB itu. Ke-727 bangunan yang ludes terbakar itu meliputi 38 toko, 20 kios, 345 los, 11 warung dan 313 lapak pedagang kaki lima (PKL). Semua bangunan yang ada di dalam pasar itu tidak ada yang tersisa sedikitpun. Bahkan hingga pagi, asap masih mengepul, dan bara masih terlihat di reruntuhan bangunan, kios, los dan toko yang terbakar, di pasar itu. Berdasarkan data pada Bagian Pembangunan Pemkab Pamekasan, Pasar Pakong ini merupakan pasar tradisional terbesar ketiga di Pamekasan setelah Pasar 17 Agustus di Kelurahan Bugih dan Pasar Palengaan di Kecamatan Palengaan dengan luas lahan 7.154 meter persegi. Pendapatan pasar ini dari hasil retribusi mencapai Rp123.326.500 per tahun, menempati urutan keempat setelah Pasar 17 Agustus sebesar Rp334.903.000, Pasar Keppo Rp251.058.000 dan Pasar Waru Rp130.005.000 per tahun. Sementara, kerugian material akibat kebakaran itu ditaksir mencapai Rp4,2 miliar. "Ini berdasarkan pendataan sementara yang kami lakukan di lapangan," Kabid Pengembangan Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan, Ponco Hadi. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014