Pamekasan (Antara Jatim) - Sebanyak 727 bangunan yang ada di Pasar Pakong, Pamekasan, Jawa Timur ludes terbakar dalam musibah kebakaran yang terjadi sekitar pukul 00.15 WIB, Kamis dini hari. Ke-727 bangunan yang ludes terbakar itu meliputi 38 toko, 20 kios, 345 los, 11 warung dan 313 lapak pedagang kaki lima (PKL). "Karena semua bangunan yang ada di dalam pasar itu tidak ada yang tersisa sedikitpun, semuanya terbakar, baik toko, kios, los maupun lapak-lapak PKL yang ada di pasar itu," kata anggota DPRD dari Partai Amanat Nasional (PAN) Pamekasan asal Pakong, Zainal Abidin kepada Antara per telepon, Kamis pagi. "Hingga pagi ini, asap masih mengepul, dan bara masih terlihat di reruntuhan bangunan, kios, los dan toko yang terbakar," katanya. Meski semua bangunan yang ada di pasar itu luder terbakar, namun menurut Zainal tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Berdasarkan data pada Bagian Pembangunan Pemkab Pamekasan, Pasar Pakong ini merupakan pasar tradisional terbesar ketiga di Pamekasan setelah Pasar 17 Agustus di Kelurahan Bugih dan Pasar Palengaan di Kecamatan Palengaan dengan luas lahan 7.154 meter persegi. Pendapatan pasar ini dari hasil retribusi mencapai Rp123.326.500 per tahun, menempati urutan keempat setelah Pasar 17 Agustus sebesar Rp334.903.000, Pasar Keppo Rp251.058.000 dan Pasar Waru Rp130.005.000 per tahun. Akibat musibah kebakaran ini, banyak pedagang yang pingsan, karena barang-barang dagangannya kebanyakan ludes terbakar. "Memang ada yang berhasil diselamatkan sebagian, tapi toko dan kiosnya sudah hangus semua," terang Zainal. Pasar tradisional Pakong ini diketahui mulai terbakar sejak sekitar pukul 00.15 WIB. Api sudah membumbung tinggi dan cepat menjalar ke kios-kios yang ada di dalam pasar itu, karena tiupan angin sangat kencang. Sekitar satu jam kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran, namun kedatangan mobil pemadam kebakaran ini menjinakkan kobaran api, karena jalan menuju pasar sengat sempit, sehingga hanya petugas hanya bisa menyemprotkan air dari jarak jauh. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014