Malang (Antara Jatim) - Perum Jasa Tirta (PJT) Malang, Jawa Timur, menyatakan pasokan air ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Waduk Sutami aman meski bendungan tersebut kondisi airnya tidak dalam kondisi maksimal atau dalam pola. Sekretaris PJT I Malang, Ulie Mospar Dewanto, Rabu mengatakan ketersediaan air masih mencukupi untuk menggerakkan generator PLTA, sedangkan kebutuhan air minimal untuk PLTA dipolakan 255 meter di atas permukaan laut (mdpl). "Kami tetap mengoperasikan fungsi waduk sesuai kebutuhan walaupun tidak bisa memaksakan operasional waduk secara penuh karena minimnya air baku. Kondisi ini disebabkan pasokan air dari delta Sungai Brantas tidak banyak, hanya rata-rata 5 meter kubik hingga 6 meter kubik per detik," katanya. Karena kondisi tersebut, lanjutnya, elevasi atau ketinggian permukaan air di Waduk Sutami merosot dari pola seharusnya 261,57 meter mdpl, sekarang hanya 259,52 mdpl akibat kondisi aktual inflow (air masuk) ke waduk hanya 31,89 meter kubik per detik dari pola seharusnya 45,85 meter kubik per detik. Kondisi serupa juga terjadi pada elevasi Waduk Wonogiri di Jateng, yakni polanya 127,08 mdpl, tapi aktual hanya 126,54 mdpl, sehingga ketersediaan air baku di bawah pola dan merosot akibat kemarau. Oleh karena itu, Perum PJT I melakukan efisiensi secara ketat untuk pengaturan air irigasi agar air bisa mencukupi dan kebutuhan irigasi dikurangi, yakni di pintu air Lodagung sebanyak 10 persen dan di Mrican sebanyak 3 meter kubik per detik dari pola 13 meter kubik per detik. Pola pelepasan air seperti itu dilakukan guna menjaga irigasi di Malang, Blitar, Kediri, Nganjuk dan sekitarnya tetap terjaga. Sebagai upaya dan antisipasi lanjutan, Perum PJT I Malang mengajukan program untuk memodifikasi cuaca kepada Pemprov Jatim dengan mengirim surat ke Gubernur Jatim Soekarwo, bahkan gubernur sudah memberikan persetujuan pada 17 Oktober 2014 untuk melaksanakan hujan buatan pada November nanti. "Sebenarnya kami ingin secepatnya program hujan buatan yang diperkirakan akan menghabiskan anggaran sekita Rp2 miliar ini segera terealisasi karena kondisi air baku semakin kritis, namun dengan pertimbangan kendala operasional pesawat, pelaksanaannya diundur dan dipastikan November," tegasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014