New Delhi (Antara/Reuters) - Pemain sepak bola India berusia 23 tahun tewas karena mengalami kerusakan parah pada syaraf tulang belakang, setelah merayakan terciptanya gol dengan cara jungkir balik, demikian diumumkan panitia pertandingan Senin.
Pemain tengah Bethlehem Vengthlang FC, Peter Biaksangzuala, meninggal Minggu di rumah sakit di kawasan di kota Mizoram di Timurlaut India pada pertandingan "tier" 3 Liga Utama Mizoram (MPL).
"Kami terkejut dengan kejadian itu. Kami di Asosiasi Sepak Bola Mizoram melakukan apa yang dapat kami perbuat tapi tidak bisa menolong pemain itu," kata Sekretaris MFA Lalnghinglova Hmar melalui telefon kepada Reuters.
Setelah mencetak gol menyamakan kedudukan saat melawan Chanmari West FC, Biaksangzuala melakukan salto dan terhempas ke tanah dan tidak bangun lagi. Teman-temannya mengelilinginya dan minta bantuan ke tepi lapangan.
"Presiden asosiasi dan menteri kesehatan meminta melakukan berbagai cara untuk menolongnya tapi ia sudah tidak tertolong," ucap Hmar.
"Kami berusaha mengirimnya ke Delhi, tapi kondisinnya amat parah. Ia nyaris tidak sadar dan berusaha mengucapkan beberapa kata," ungkapnya.
Bethlehem memutuskan "mengistirahatkan" kaos nomor 21 sebagai penghormatan kepada pemain itu sedangkan Hmar mengatakan MFA akan melakukan pertandingan memperingati kematian Biaksangzula.
FIFA mengatakan, badan pembuat peraturan organisasi sepak bola (IFAB=Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional) akan membuat aturan tambahan menyangkut perayaan gol atau kemenangan di lapangan.
"Ini merupakan tragedi dan kita amat memperhatikan hal ini," kata FIFA dalam pernyatakan kepada Reuters.
"Ini merupakan tanggung jawab IFAB yang mengeluarkan rekomendasi tentang aturan dalam pertandingan," katanya.
FIFA menambahkan, asosiasi sepak bola nasional dapat mengajukan usul untuk mengubah aturan-aturan dan saran tentang itu sudah harus masuk sebelum 1 Desember sebagai bahan pertimbangan dalam pertemuan umum tahunan IFAB," kata FIFA.
Peraturan pertandingan saat ini, di antaranya, para pemain mendapat kartu kuning otomatis, bila membuka kaosnya, menutup wajah dengan topeng, melakukan gerakan provokasi atau memanjat pagar lapangan dalam merayakan golnya.
Peraturan itu juga berbunyi," Para pemain yang merayakan golnya harus tidak berlebihan."
"Perayaan gol diperbolehkan, tetapi tidak dibenarkan melakukannya dengan gerakan secara berlebihan, karena membuang-buang waktu dan wasit diminta turun tangan mengatasi hal seperti itu," kata FIFA.
Bulan lalu, seorang pemain di Brazil nyaris cedera ketika melompat ke dalam lubang.
Pemain depan Coritiba Joel melompati papan iklan dan ia tidak sadar bahwa di balik papan itu ada lobang yang mengarah ke ruang ganti.
Ia terlempar masuk lobang, namun ada semacam jaring pengaman, sehinga ia tidak cedera dan dapat melanjutkan pertandingan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014