Surabaya (Antara Jatim) - Mendikbud Mohammad Nuh mengaku ada dua program yang membuatnya bangga menjelang akhir jabatan pada 20 Oktober 2014 dan keduanya akan diwariskan kepada penggantinya, yakni membangun akses si miskin melalui Bidikmisi/BOPTN/BOS dan merumuskan Kurikulum 2013 (K-13). "Saya bersyukur bisa menjadi menteri dengan landing dan take off yang lancar, padahal tidak semua orang bisa sepert itu. Setelah itu, saya ingin kembali ke sini (ITS), tapi pembangunan pendidikan tentu tidak berhenti dengan satu pemerintahan," katanya di sela peluncuran Digital Innovation Lounge (DILo) di Plasa Dr Angka ITS Surabaya, Rabu. Di sela peluncuran DILo bersama Direktur Utama PT Telkom (Tbk) Arief Yahya, mantan Rektor ITS itu menilai pembangunan pendidikan itu bertujuan mengatasi tiga masalah yakni akses sekolah/studi, keterjangkauan (biaya), dan sarana (sekolah/kampus) yang memadai. "Untuk akses bagi si miskin itulah, saya bersama teman-teman menyusun UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mewajibkan universitas untuk menerima mahasiswa miskin sebanyak 20 persen. Itu UU, sehingga tidak akan ditentukan siapa yang menjadi menteri, karena keberpihakan kepada si miskin itu merupakan kewajiban negara," katanya. Selain akses itu, pihaknya mempermudah akses bagi si miskin itu dengan kebijakan tentang keterjangkauan dalam hal biaya melalui BOS (sekolah), BOPTN (universitas/institusi), dan Bidikmisi (universitas/mahasiswa). "Hasilnya, kebijakan akses dan keterjangkauan itu mendorong APK (angka partisipasi kasar) dalam pendidikan tinggi yang semula 14 persen atau hanya 14 dari 100 anak yang bisa kuliah pada tahun 2004, akhirnya menjadi 29,9 persen pada tahun 2013 dan hingga akhir tahun 2914 akan menjadi 32 persen atau 32 dari 100 anak bisa kuliah," katanya. "Program yang juga membahagiakan adalah Kurikulum 2013 yang dirumuskan melalui perdebatan dengan semua pihak yang pro dan kontra sejak tahun 2012, tapi kurikulum yang memadukan kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan itu memang perlu penyempurnaan, terutama dalam pengadaan buku dan pelatihan guru," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014