Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah petani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kesulitan menjual tembakaunya terutama tembakau rajangan Virginia Voor Oogst (VO), disebabkan tidak banyak pabrikan melakukan pembelian tembakau pada musim panen tembakau tahun ini. Seorang petani Desa Brangkal, Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro Choirul Anam, Selasa, mengatakan, banyak petani di desanya yang kesulitan menjual tembakau rajangan Virginia VO, karena di daerahnya hanya ada satu gudang yang membuka pembelian tembakau. "Sepengetahuan saya di desa kami hanya ada satu gudang yang membuka pembelian tembakau. Itupun untuk bisa terbeli sulit," jelas dia. Padahal, menurut dia, di tahun-tahun lalu di desanya selalu banyak gudang yang membuka pembelian tembakau ketika musim panen, bahkan pedagang luar kota, dari Madura, juga daerah Jawa Tengah, banyak yang datang untuk melakukan pembelian tembakau. "Saat ini sama sekali tidak ada pedagang luar daerah yang datang untuk melakukan pembelian," ujarnya. Ia menyebutkan harga tembakau rajangan Virginia VO petikan ketiga dan keempat yang merupakan tembakau dengan kualitas terbaik dibeli pedagang lokal tertinggi sekitar Rp14.000/kilogram, sedangkan di gudang pembelian Rp20.000/kilogram. "Banyak petani yang kesulitan menjual tembakaunya, sehingga rata-rata tembakau rajangan yang tidak terjual cukup banyak. Seperti saya ini masih memiliki tembakau rajangan yang belum bisa terjual sekitar 2 kuintal," jelasnya. Dimintai konfirmasi, Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro Khoirul Insan, menjelaskan sejumlah gudang sudah mulai membuka pembelian tembakau, di antaranya, di Kecamatan Kepohbaru dan Kapas, sejak beberapa waktu lalu. "Tembakau yang dimasukkan pedagang ada yang ditolak, tetapi jumlahnya minim, sebab merupakan tembakau campuran yang tidak sesuai kualitas," katanya, menegaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014