Ngawi (Antara Jatim) - Harga jual ternak sapi di Pasar Hewan Ngawi yang terletak di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, anjlok menjelang Hari Raya Idul Adha. Penjual ternak sapi di pasar hewan setempat, Santoso, Senin, mengatakan turunnya harga sapi tersebut terjadi sejak tiga hari terakhir. Kondisi itu dinilai tidak biasanya terjadi menjelang hari raya kurban. "Harga sapi sejak beberapa hari turun satu hingga dua juta Rupiah dari sebelumnya. Padahal, biasanya harga malah naik menjelang Idul Adha," ujar Santoso. Menurut dia, penurunan harga tersebut dipengaruhi oleh temuan praktik sapi gelonggongan di rumah pemotongan hewan (RPH) ilegal yang digerebek oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono beberapa hari yang lalu. "Temuan tersebut langsung berimbas pada harga sapi dan daging sapi di pasaran. Keduanya sama-sama turun. warga takut membeli daging sapi di pasaran karena bisa saja merupakan daging sapi gelonggongan," kata dia. Santoso menjelaskan, sebelum temuan itu, harga Sapi Jawa di pasaran mencapai Rp17 juta per ekor. Namun, setelah temuan praktik sapi gelonggongan, harga turun di kisaran Rp14 juta hingga Rp16 juta per ekor. Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi membenarkan penurunan harga sapi menjelang Idul Adha tersebut. Hal itu diketahui saat petugas setempat melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di pasar hewan. "Memang ada penurunan. Kami terus memantau harga dan kesehatan hewan ternak yang dijual, terlebih menjelang Idul Adha seperti saat ini," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ngawi, Sunito. Ia menjelaskan, hasil pemeriksaan hewan kurban masih ditemukan beberapa ternak yang sakit, seperti sakit mata. Namun, hal tersebut masih dapat ditoleransi untuk dijadikan hewan kurban. Dalam kesempatan tersebut, warga juga meminta kepada petugas Dinas Peternakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hewan ternak sapi dengan melakukan sosialisasi. Hal itu agar harga penjualan sapi kembali stabil setelah penggerebekan rumah pemotongan hewan beberapa hari lalu. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014