Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Riza Wibowo, menilai, Jatim masih membutuhkan banyak mal karena minat masyarakat mengunjungi pusat perbelanjaan di wilayah ini cukup tinggi.
"Kondisi itu terlihat dari tingkat keterisian kunjungan mal (okupansi) sudah melebihi 80 persen," kata Riza, di Surabaya, Senin.
Sementara, kata dia, rata-rata peningkatan keterisian tenant mal di Jatim berkisar antara 10 hingga 15 persen. Hal itu menunjukan adanya pertumbuhan pengusaha-pengusaha baru baik bisnis makanan maupun produk pakaian, elektronik dan barang-barang lain.
"Kini memang sudah banyak perubahan komposisi tenant di mal. Bahkan, rata-rata mal 40 persen diisi oleh tenant kuliner dan 60 persen adalah produk," ujarnya.
Di sisi lain, menurut dia, jika disesuaikan segmen seperti Surabaya Town Square justru memiliki komposisi berbeda. Keterisian tenant dari bisnis kuliner dan hiburan mendominasi 80 persen.
"Lalu, sisa 20 persennya adalah tenant produk," katanya.
Pada tahun ini, tambah dia, pertumbuhan mal atau pusat belanja baru diprediksi meningkat hingga 20 persen. Misal, adanya proyek perluasan mal Tunjungan Plaza 5 dan 6 di Surabaya.
"Bahkan, kini pembangunan mal Marvell City sedang dalam pengerjaan," katanya.
Selain itu, sebut dia, pada tahun ini Lippo Mal juga sedang merencanakan pembangunan mal baru di kawasan Jalan Raya Gubeng Surabaya. Mal seluas 20.000 meter persegi tersebut akan dibangun di samping Siloam Hospitals.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014