Kuala Lumpur (Antara/AFP) - Proses pelucutan senjata bagi gerilyawan Muslim Filipina telah dimulai untuk mengakhiri puluhan tahun konflik di negara tersebut, demikian delegasi perundingan perdamaian mengatakan pada Ahad. Sebelumnya juru runding pemerintah Filipina dan gerilyawan Muslim bertemu di Malaysia pada Sabtu untuk membicarakan proses pelucutan senjata yang dinilai sebagai kunci keberhasilan kesepakatan damai. Dalam pertemuan itu kedua pihak sepakat menunjuk tiga pakar asing--dari Brunei Darussalam, Turki, dan Norwegia--untuk turut mengawasi proses pelucutan senjata bersama empat pakar lokal. "Pelucutan senjata adalah salah satu hal yang rumit dan sulit dari setiap kesepakatan damai. Proses itu harus diselesaikan dengan efektif," kata kepala juru runding pemerintah Filipina, Miriam Coronel-Ferrer, dalam pernyataan tertulis. Pertemuan antara pemerintah dengan gerilyawan akan dilanjutkan pada Senin. Sementara itu kepala negosiator dari pihak gerilyawan, Mohagher Iqbal, mengatakan bahwa sebanyak 75 senjata akan disimpan dalam sebuah gudang sebagai bagian dari proses "normalisasi" yang akan mengintegrasikan kelompoknya dengan masyarakat umum. "Pelucutan senjata memang suatu hal yang sulit, namun kami harus melakukan pengorbanan itu untuk memiliki identitas mandiri bernama Bangsamoro," kata Iqbal. Bangsamoro adalah sebuah teritori di pulau Mindanao yang akan diberi hak otonomi khusus sesuai dengan kesepakatan damai yang ditandatangani bersama pemerintah Presiden Benigno Aquino pada Maret lalu. Kesepakatan damai itu diharapkan dapat mengakhiri konflik puluhan tahun yang menewaskan puluhan ribu orang.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014