Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sistim Pembayaran Bank Indonesia (BI), Yura A Djalins, menilai, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terutama di Jawa Timur untuk menggunakan uang elektronik sampai saat ini masih rendah. "Penyebabnya, mayoritas masyarakat lebih percaya dengan uang tunai. Mereka juga belum memahami keberadaan instrument non-tunai," katanya, di Surabaya, Kamis. Pihaknya juga belum mengetahui dan menentukan kapan akan membuat kebijakan yang menggabungkan perbankan dalam hal infrastruktur penggunaan uang elektronik. Hal itu dikarenakan BI masih menunggu berbagai prosedur dan kesepakatan antarperbankan. "Oleh sebab itu, saat ini kami lebih memilih melakukan kampanye Gerakan Nasional Non-Tunai. Kami tidak hanya menggandeng perbankan tetapi juga sosialisasi ke kalangan akademisi sebagai alat edukasi ke masyarakat umum," ujarnya. Sementara, sebut dia, hingga kuartal II tahun 2014 realisasi uang elektronik yang digunakan orang Indonesia masih di bawah nominal Rp12 miliar. Besaran tersebut diperoleh dari jumlah transaksi sebanyak 25 juta di penjuru Nusantara. "Dengan uang elektronik itu, memiliki nilai tersimpan atau prabayar di mana sejumlah nilai uang disimpan pada saat konsumen menggunakannya untuk pembayaran dengan berbagai macam jenis pembayaran," katanya. Menyikapi penggunaan uang elektronik (non-tunai) di Surabaya, Kepala Kantor Fungsional Consumer Card Bank BCA Surabaya, Tommy Kurniawan Purnomo, menambahkan, pihaknya sudah melakukan gerakan non tunai sejak tahun 2007 sampai sekarang. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014