Sampang (Antara Jatim) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggandeng ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyosialisasikan pentingnya imunisasi di Madura, Jawa Timur, untuk menghindari serangan penyakit difteri. "Kerja sama Kemenkes dengan NU dan MUI terkait pentingnya imunisasi difteri ini hanya dilakukan di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep)," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang Firman Pria Abadi kepada Antara per telepon, Selasa. Kerja sama Kemenkes dengan NU dan MUI ini dilakukan, karena selama ini banyak masyarakat yang beranggapan bahwa imunisasi tidak penting, bahkan ada yang menganggap bahwa obat yang digunakan haram, karena mengandung enzim babi, padahal hanya sebatas isu. "Madura, terutama Sampang, masuk dalam catatan Kemenkes sebagai daerah yang rawan dan warganya banyak yang terserang difteri, yakni salah satu jenis penyakit berbahaya dan mematikan," katanya. Firman menuturkan peristiwa itu berawal pada 2010. Saat itu, ada kejadian di Kecamatan Galis dan Tanah Merah (Bangkalan) beberapa orang warga positif terserang difteri. Setelah itu, jenis penyakit berbahaya itu menyebar ke wilayah perbatasan Sampang, sehingga selama kurun waktu dua tahun, yakni 2010 hingga 2012, banyak warga yang ditemukan positif menderita difteri. Akhirnya, pihaknya melakukan penelitian, katanya, ternyata warga yang terserang difteri itu (kekebalan tubuhnya) rendah, akibat pola imunisasi yang tidak lengkap, bahkan ada yang tidak pernah diimunisasi sama sekali. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014