Jakarta, (Antara Jatim) - Indonesia menghadapi empat masalah penelitian yang harus ditemukan solusinya, kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof Dr Ir Aswatini. Solusi itu, kata dia di Jakarta, Selasa, perlu dibicarakan bersama pemerintahan baru Jokowi-Kalla sehingga ada masukan dalam kebijakannya untuk mengatasi masalah penelitian di Indonesia. "Saya harap masalah ini didiskusikan pada era Jokowi-Kalla supaya menjadi masukan pemerintahan ke depan," katanya saat membuka seminar Kebijakan Berbasis Penelitian dan Pengembangan di Gedung LIPI. Ia mengatakan masalah pertama yakni kurangnya peningkatan sumber daya manusia (SDM) peneliti, khusunya di daerah, karena peningkatan itu penting dan mempunyai peran strategis untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, minimnya ketersediaan infrastrukur terbaru, tujuannya untuk mengejar ketertinggalan hasil penetian Indonesia dengan negara lain. "Kurangnya pemutakhiran infrastruktur membuat kita selalu tertinggal dengan penelitian dari luar," tuturnya. Berikutnya, adalah masalah kelembagaan yang harus mempunyai fokus, sehingga tidak memboroskan anggaran negara. Dan keempat, adalah perlunya tindakan nyata dari setiap hasil penelitian ke masyarakat, sebab selama ini masyarakat selalu menunggu hasil nyata dari sebuah penelitian. "Yang terpenting, bagaimana hasil penelitian itu bisa diaplikasikan secara nyata, meski serapan anggaran kami akui masih kecil, yakni sekitar satu persen dari APBN," ucapnya. Ia berharap, adanya janji Presiden terpilih Joko Widodo yang akan menambah serapan anggaran untuk penelitian bisa mengatasi masalah itu.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014