Pulau Giliyang adalah salah satu pulau berpenghuni di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang merupakan wilayah salah satu kecamatan daratan, yakni Dungkek.
Di Pulau Giliyang itu terdapat dua desa, yakni Desa Bancamara dan Desa Banraas, dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekitar 8.000 jiwa.
Sejak beberapa tahun lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Sumenep berusaha mengembangkan Pulau Giliyang sebagai lokasi wisata kesehatan.
Maklum, sesuai hasil penelitian LAPAN yang bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep pada 2006, kandungan oksigen di Pulau Giliyang itu berkisar 3,3 persen hingga 4,8 persen di atas normal.
Penelitian yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumenep pada 27 Desember 2011 juga memperoleh hasil sama, yakni kandungan oksigen di Pulau Giliyang di atas rata-rata wilayah lainnya, yakni sekitar 21 persen.
Pada Mei 2013, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLP) Surabaya pun melakukan survei di sejumlah titik yang sebelumnya menjadi lokasi penelitian tim LAPAN.
"Ketika siang hari pun, udara di Pulau Giliyang masih terasa sejuk. Pemerintah Pusat juga sangat berminat mengembangkan potensi kandungan oksigen di Pulau Giliyang itu sebagai lokasi wisata kesehatan," tutur Bupati Sumenep, A Busyro Karim.
Pulau Giliyang memang digadang-gadang untuk menjadi lokasi wisata kesehatan, satu-satunya di Sumenep, karena kandungan oksigennya yang di atas rata-rata wilayah lainnya.
Kandungan oksigen di atas rata-rata itu yang diperkirakan menyebabkan warga Pulau Giliyang memiliki rata-rata usia lebih panjang dibandingkan dengan daerah lainnya, meskipun tidak melakukan olah raga maupun perawatan kesehatan khusus.
Anda yang ingin ke Pulau Giliyang, perjalanan darat dari Kecamatan Kota (Ibu Kota Sumenep) ke Dungkek, tepatnya ke dermaga rakyat Dungkek, membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan mobil.
Setelah itu, perjalanan dilanjutnya dengan naik perahu motor dan membutuhkan waktu pada kisaran 45 menit hingga 60 menit dalam kondisi cuaca laut nan kondusif.
Dalam setiap harinya, ada perahu rakyat yang beroperasi melayani jalur Dungkek-Pulau Giliyang dengan tarif Rp10 ribu per orang.
Kalau ingin menyewa perahu dengan kapasitas penumpang sekitar 10 orang, tarifnya sekitar Rp200 ribu.
"Pada 2006, ada delapan titik yang menjadi lokasi penelitian oleh tim dari LAPAN yang bekerja sama dengan Bappeda Sumenep," ungkap mantan Kepala Desa Banraas, Pulau Giliyang, Masdawi.
Secara umum, kondisi di Pulau Giliyang terasa lebih sejuk dibandingkan dengan wilayah lainnya.
"Kalau ingin merasakan sesuatu yang berbeda itu, sebaiknya menyempatkan diri untuk menginap di Pulau Giliyang. Benar-benar ada yang beda," ujarnya, mencoba meyakinkan.
Masdawi yang sekarang menjabat anggota DPRD Sumenep itu menjamin pengunjung yang ingin menginap di Pulau Giliyang, tidak akan telantar.
"Tidak ada hotel di Pulau Giliyang. Namun, kantor desa maupun rumah warga bisa menjadi tempat yang nyaman untuk menginap. Jangan khawatir," ucapnya.
Secara umum, warga Pulau Giliyang tidak mempermasalahkan wilayahnya dikembangkan menjadi lokasi wisata kesehatan.
"Selama bermanfaat, warga tidak keberatan. Kami pun secara pribadi menyiapkan fasilitas berupa tempat duduk di sejumlah lokasi yang sering dikunjungi oleh pejabat maupun warga luar daerah yang ingin merasakan tingginya kandungan oksigen di Pulau Giliyang," papar Masdawi, menambahkan.
Penasaran ? Dan, Anda ingin merasakan kesejukan alami yang berbeda di Pulau Madura yang umum panas itu? Silakan, datang ke Pulau Giliyang!. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014