Surabaya (Antara Jatim) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Maridjan optimistis, Surabaya adalah kota multietnis yang memiliki beragam budaya dan mampu menjadi cermin Indonesia. "Ada berbagai etnis yang menyebar di Tanah Air seperti Melayu, Madura, Sunda, Batak, Borneo, Bali, dan Sulawesi. Beberapa etnis yang heterogen itu kemudian datang dan menetap di Surabaya," katanya, ditemui dalam Dialog Pemetaan Nilai Budaya di Surabaya, Jatimn, Rabu. Selain itu, ungkap dia, beberapa etnis yang berasal dari luar misalnya Tiongkok, India, Arab, dan Eropa juga bermigrasi ke Kota Pahlawan. Para pendatang itu hidup bersama dan membaur dengan penduduk asli sehingga membentuk pluralisme budaya. Kondisi itu pada akhirnya menjadi identitas kota Surabaya. "Dari latar belakang itu, Surabaya menjadi lokasi diadakannya Dialog Pemetaan Nilai Budaya yang berlangsung antara tanggal 9-11 September 2014. Agenda itu bertujuan mengidentifikasi peluang serta tantangan pemetaan nilai budaya dari segi konsep, teknis dan praktis baik di tingkat lokal maupun nasional," ujarnya. Pada diskusi tersebut, jelas dia, hadir sekitar 200 orang dari perwakilan 30 provinsi hadir dalam acara yang juga didukung Disparta Jatim. Mereka terdiri dari budayawan, akademisi, pamong budaya, mahasiswa, beresta instansi terkait dari seluruh Indonesia. Selama dialog, peserta diharapkan bisa membawa hasil pertemuan itu ke daerahnya masing-masing. "Dengan demikian mereka bisa mengembangkan nilai budayanya tersebut dan mendapatkan materi lanjutan untuk merancang pemetaan nilai budaya secara nasional. Apalagi, sampai sekarang keragaman budaya yang begitu tinggi di Indonesia masih belum seluruhnya bisa diidentifikasi secara baik dan menyeluruh," ucapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014