Ngawi (Antara Jatim) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur mengklaim semburan api dan lumpur yang keluar dari sumur di area persawahan Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, memiliki potensi atau berkekuatan kecil. "Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang kami lakukan di lokasi, sumur bor yang mengelurkan gas yang terbakar dan lumpur tersebut berpotensi kecil. Sehingga warga tidak perlu takut," ujar Kepala Bidang Pertambangan Umum dan Migas, Dinas ESDM Provinsi Jatim, Didik Agus Widjanarko, di Ngawi, Selasa. Menurut dia, kesimpulan tersebut ditunjukkan dari semburan api dan lumpur yang telah berkurang hingga 50 persen jika dibandingkan dengan hari pertama muncul pada Senin (8/9). Selain itu, juga dilihat dari air yang ada di sekitar semburan yang tidak asin. "Jika airnya asin maka pengeboran telah sampai ke lapisan formasi migas yang mencapai kedalaman ribuan meter. Ini airnya tidak asin karena kedalaman pengeboran hanya sekitar 100 meteran," kata Didik. Melihat dari kondisi tersebut, maka dipastikan semburan akan berhenti (mati) dalam beberapa hari ke depan. Meski demikian, pihaknya tidak dapat memastikan kapan semburan lumpur dan gas yang menyebabkan kebakaran tersebut akan benar-benar berhenti. Hal tersebut seperti terjadi di beberapa lokasi lain yang ada di Jawa Timur. Pengalaman yang ia amati, semburan paling lama bertahan adalah satu setengah bulan. Sementara di Ngawi sendiri telah terjadi hal serupa sebanyak tiga kali, yakni di Kecamatan Pangkur dan Widodaren. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014