Bangkalan (Antara Jatim) - Polres Bangkalan, Jawa Timur, kini menangani kasus "carok" atau perkelahian menggunakan senjata tajam jenis celurit antara warga bernama Syamsul Arifin dengan Bakar, lantaran lamaran meminang anaknya ditolak. "Si Syamsul Arifin itu calon menantu, sedangkan Bakar calon mertua. Namun lamarannya ditolak sehingga terjadi perkelahian," kata Kapolres Bangkalan AKBP Sulistijono, Rabu. Peristiwa carok antara Syamsul Arifin dengan calon mertuanya itu terjadi, Selasa (19/6) malam di rumah Bakar di Desa Lombang, Kecamatan Blega, Bangkalan. Saat itu, Syamsul yang merupakan warga Kampung Duwek Rajeh itu datang ke rumah Bakar yang masih tetangga. Kedatangan Syamsul itu lantaran kecewa terhadap keputusan Bakar, menolak lamaran dirinya yang hendak menjadikan anaknya Nur Habibah sebagai istri. Sesampainya di halaman rumah Bakar, Syamsul, pria berusia 30 tahun itu langsung minta Bakar keluar rumah, dan menantang carok dengan alasan yang bersangkutan kecewa dan malu kepada tetangga setelah lamarannya ditolak. Padahal, keduanya telah lama menjalin hubungan asmara, hingga akhirnya sepakat untuk menempuh hidup baru. Saat mendengar tantangan itu, Bakar langsung keluar rumah juga dengan membawa sebilah celurit. Awalnya hanya perang mulut antara keduanya, namun kemudian terjadi carok antara keduanya. "Saat duel itu, si calon menantunya yang bernama Syamsul Arifin kena sabetan celurit di bagian kepala serta kedua tangannya hingga patah," tutur Kapolres. Korban, tewas dengan bersimbah darah di halaman rumah Bakar, sebelum akhirnya dirujuk ke Puskesmas terdekat untuk dioutopsi. "Sedangkan Bakar dirawat di rumah sakit, karena juga menderita luka parah, terkena sabetan celurit dari Syamsul, dan saat ini dirujuk ke rumah sakit dr Soetomo Surabaya," terang Kapolres. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014