Malang (Antara Jatim) - Rumah Potong Hewan Kota Malang, Jawa Timur, membidik peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari usaha penjualan daging olahan yang dipasarkan kepada pedagang bakso karena kontribusi dari jasa pemotongan sapi sangat minim. Direktur Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, Djoko Sudadi, Senin, mengatakan selain mengandalkan jasa dan retribusi pemotongan sapi, RPH harus melakukan inovasi-inovasi yang bisa meningkatkan PAD, salah satunya dengan menjual daging olahan. "Hanya saja kami mengalami kesulitan untuk mendaftarkan daging olahan ini di BPOM karena untuk memenuhi persyaratan dan biaya agar terdaftar di BPOM mahal. Selain itu juga harus dikelola oleh tenaga profesional," katanya. Lebih lanjut, Djoko mengatakan, laba atau pendapatan RPH pada tahun lalu menurun drastis, bahkan lebih dari 50 persen, yakni dari Rp200 juta pada tahun 2012 menjadi Rp90 juta. Oleh karena itu, tahun ini bagaimana caranya RPH bisa meningkatkan PAD tersebut, meski RPH tidak ditarget PAD. Menurut Djoko, penurunan PAD pada tahun 2013, disebabkan terjadinya penurunan jumlah sapi yang dipotong akibat adanya kelangkaan yang dipicu minimnya pasokan dan stok sapi. Kelangkaan itu terjadi karena pembatasan sapi impor yang cukup ketat, sementara ketersediaan sapi lokal sangat terbatas.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014